Salin Artikel

Polmark Indonesia: Sebagai Petahana, Posisi Jokowi Masih Rawan

Founder dan CEO Pollmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mengatakan, berdasarkan hasil survei, Jokowi sebagai capres petahana dalam kondisi rawan meskipun elektabilitasnya lebih tinggi dibanding Prabowo Subianto.

Elektabilitas Jokowi di angka 40,4 persen. Sementara Prabowo Subianto hanya 25,8 persen.

"Pengalaman saya 10 tahun melakukan survei pilpres maupun pilkada, jika elektabilitas petahana di bawah 50 persen, menunjukkan posisi berbahaya atau rawan," kata Eep.

Indikator kerawanan, kata dia, juga bisa dilihat dari tingkat kesetiaan pemilih. Pemilih setia Jokowi yang tidak akan berpindah hanya 31,5 persen.

"Sementara pemilih Prabowo Subianto yang mantap 33,8 persen," ujarnya.

Ditambah pemilih yang belum mantap, artinya menurut Eep, ada 48,0 persen yang belum menentukan pilihan (undecided voter).

"Kedua calon ini akan memperebutkan sisa suara yang belum punya pilihan," terang Eep.

Eep menjelaskan, survei digelar dari Oktober 2018 hingga Februari 2019 di 73 daerah pemilihan (dapil) dari total 80 dapil di seluruh Indonesia.

Total responden yang dilibatkan sebanyak 32.560 orang. Setiap dapil ada 440 responden yang dilibatkan, kecuali dapil 3 Jabar sebanyak 880 responden.

Eep menyebut, survei yang menggunkan metode multistage random sampling itu memiliki margin of error sekitar 4,8 persen.

Pada Pilpres 2019, Jokowi yang menggandeng Ma'ruf Amin diusung koalisi 9 partai yakni PDI-P, PKB, Golkar, Perindo, NasDem, Hanura, PKPI, PSI, dan PPP.

Sementara Prabowo Subianto yang menggandeng Sandiaga Salahudin Uno diusung koalisi Partai Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/05/21570961/polmark-indonesia-sebagai-petahana-posisi-jokowi-masih-rawan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke