Salin Artikel

Sejumlah Fakta Haul Gus Dur di Solo, Yenny Wahid Menangis Haru hingga Cerita Didatangi Gus Dur dalam Mimpi

Ribuan warga menyaksikan kirab tersebut meski di tengah guyuran hujan. Kirab kebangsaan yang bertajuk "Berjuta Warna Satu Jiwa Indonesia" tersebut disaksikan putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid.

Kirab kebangsaan tersebut juga menampilkan sejumlah kesenian tradisional, antara lain kesenian barongsai.  

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

Kirab dimulai di Stadion Manahan dan berakhir di Stadion Sriwedari. Rute kirab melintasi Jalan Adi Sucipto-Jalan dr Moewardi-Jalan Slamet Riyadi-Jalan Bhayangkara.

Peserta kirab kebangsaan dilepas oleh putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid, disaksikan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo.

Iring-iringan kirab dibuka oleh pasukan pembawa burung Garuda Pancasila. Disusul di belakangnya pasukan paskibraka, marching band Gita Pamong Praja, kelompok kesenian reog, batik karnival Ponpes Azzayadi, Pagar Nusa, kelompok masyarakat, dan liong Tripusaka Solo.

Ketua panitia haul ke-9 Gus Dur, Hussein Syifa, menyampaikan, kirab kebangsaan itu bertujuan mengajak masyarakat meneladani ajaran Gus Dur untuk selalu mencintai Tanah Air.

"Mudah-mudahan dengan semangat selalu merah putih ada di dada kita. Kita sebagai warga Solo 100 persen mencintai Indonesia. Mari kita jaga kota kita agar tetap selalu menjadi kota yang ramah nomor satu di Indonesia," ungkapnya.

Yenny Wahid mengapresiasi kegiatan kirab kebangsaan yang diselenggarakan di Solo. Banyak masyarakat di Solo yang ikut berpartisipasi dalam kirab kebangsaan haul ke-9 Gus Dur.

"Saya terharu sekali. Saya mengapresiasi apa yang telah dikerjakan teman-teman Surakarta dengan dukungan Pak Wali Kota. Saya sendiri tak menyangka acaranya akan semeriah ini," ungkapnya.

Menurut Yenny, banyak daerah yang ikut menyelenggarakan haul ke-9 Gus Dur. Namun, rangkaian acara haul ke-9 Gus Dur yang diselenggarakan di Solo berbeda.

"Karena ada kirab budaya, ada dialog kebangsaan, lalu ada pengajian. Semua menyimpulkan dimensi dari Gus Dur yang memang multidimensional," ujarnya

Bahkan, ia tak berhenti meneteskan air mata itu karena teringat ada sejumlah peserta yang rela hujan-hujanan dalam kirab kebangsaan rangkaian haul ke-9 Gus Dur, Sabtu sore.

"Entah kenapa saya sangat terharu sekali. Bapak, ibu ikhlas rawuh (datang). Tadi ada yang rela berhujan-hujan ikut kirab dan sampai sekarang masih tetap hadir. Kami hanya bisa mendoakan semoga Allah membalas segala keikhlasan bapak, ibu dengan pahala berlimpah," kata Yenny.

Sebelum acara haul ke-9 Gus Dur dihelat, Yenny pun mengaku dalam mimpinya didatangi Gus Dur dengan wajah tersenyum.

Atlet binaraga asal Kota Solo, Marwoto, merasa bangga memerankan tokoh pluralisme yang juga mantan presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid ( Gus Dur) pada rangkaian acara haul ke-9 Gus Dur.

Marwoto yang memakai topeng wajah Gus Dur berjalan kaki menuju depan Balai Kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Jumat (22/2/2019).

Ïa terlihat mengenakan sarung dan sandal digandeng pria lain yang memerankan tokoh lintas agama. Ada dari Hindu, Buddha, Protestan, Katolik, Konghucu, dan Islam. Mereka berjalan berdampingan sambil membawa dua poster.

Poster itu bertuliskan "Indonesia Umat Cinta Damai" dan "Memperingati Haul Bapak Pluralisme Dunia Gus Dur".

Pemeran Gus Dur dan para tokoh lintas agama itu berjalan dari Pasar Gede menuju depan Balai Kota Surakarta berjarak sekitar 500 meter. Marwoto tampak melambaikan tangan kepada warga yang melintasi kawasan Pasar Gede.

"Saya bangga bisa memerankan tokoh Gus Dur. Beliau merupakan tokoh agama yang pluralis dan cintai damai," ucap Marwoto seusai aksi.

Sumber: KOMPAS.com (Labib Zamani)

https://regional.kompas.com/read/2019/02/25/12252501/sejumlah-fakta-haul-gus-dur-di-solo-yenny-wahid-menangis-haru-hingga-cerita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke