Gubernur Bali Kampanye di Acara Polda, Ini Tanggapan Bawaslu

Walau sudah mendapat informasi, Bawaslu Bali mengaku belum mendapat laporan resmi.

"Sampai hari ini Bawaslu belum menerima laporan resmi terkait hal itu," kata kordinator Divisi Hukum, Data dan Informasi Bawaslu Bali, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi di kantor Bawaslu Bali, Senin (18/2/2019).

Raka Sandi menjelaskan, pihaknya akan berhati-hati dalam melakukan penindakan dengan tetap berpegang pada azas praduga tidak bersalah.

Pihaknya akan berkordinasi dengan jajaran Bawaslu Kota Denpasar mengenai adanya dugaan pelanggaran.

Sesuai peraturan perundang-undangan, Bawaslu memiliki waktu tujuh hari untuk mendalami dugaan pelanggaran tersebut.

"Masih punya cukup waktu, tidak boleh sembarang. Terap tegakkan aturan," ucap Raka Sandi.

Mantan ketua KPU Bali ini menjelaskan, pihaknya belum mendapatkan bahan yamg memadai soal kampanye yang dilakukan Wayan Koster. Masih sebatas masukan-masukan dari masyarakat.

Masukan ini akan dicek kebenaran faktanya. Tidak tertutup kemungkinan Bawaslu akan membentuk tim investigasi.

Karena itu, Bawaslu tidak ingin terburu-buru menyimpulkan apakah yang dilakukan Wayan Koster masuk kategori pelanggaran atau tidak.

"Bawaslu tidak mau simpulkan sebelum ada kepastian hukumnya," kata Raka Sandi.

Sebelumnya, Gubernur Bali I Wayan Koster berkampanye mendukung Jokowi saat acara Milenial Road Safety Festival yang diselenggarakan Polda Bali di Lapangan Renon, Denpasar, Minggu (17/2/2019). Ribuan anak muda hadir dalam acara ini.

Selain itu, sambutan bernada kampanye oleh Wayan Koster ini disampaikan di hadapan pangdam IX Udayana, kapolda Bali serta perwakilan masyarakat.

Ajakan koster untuk mendukung Jokowi disampaikan di penghujung sambutannya. Dalam kesempatan itu, Koster memaparkan alasan mendukung Jokowi. Di antaranya memenangkan Jolowi berarti turut serta menjaga keutuhan NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika serta menjaga keutuhan bangsa.

"Karena itu Pilpres 17 April mendatang saya ajak generasi milenial untuk mendukung dan memberi kesempatan Joko Widodo presiden dua periode. Setuju apa tidak? Setuju apa tidak?" pekik Koster.