Salin Artikel

Fakta Pengeroyokan Pegawai Honorer di SMP 2 Galesong, Siswa Dikeluarkan hingga Khawatir Tak Diterima di Sekolah Lain

KOMPAS.com - Orangtua empat siswa SMP Negeri 2 Galesong, Takalar, khawatir anak mereka tak dapat bersekolah lagi setelah terlibat kasus pengeroyokan seorang pegawai honorer.

Seperti diketahui, pihak sekolah sudah mengeluarkan NA (12), AK (12), RD (12), dan(IM) 12, dari sekolah sebagai bentuk sanksi atas pengeroyokan terhadap Faisal Pole, seorang pegawai honorer sekolah di SMP Negeri 2 Galesong. 

Sementara itu, para orangtua siswa tersebut mengaku khilaf dan meminta maaf kepada Faisal Pole (38) dan pihak sekolah atas perbuatan anak-anak mereka tersebut.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Sy, ayah dari NA (12), pelajar yang terlibat pengeroyokan tenaga honorer di SMP Negeri 2 Galesong Selatan, Sulawesi Selatan, khawatir anaknya tidak diterima di sekolah lain karena kasus tersebut.

Seperti diketahui, NA bersama tiga temannya yang lain, RD (12), IM (12), dan AK (12), dikeluarkan dari sekolah karena kasus ini.

"Kami hanya bisa pasrah mau di apa lagi dan kami ini sebagai orangtua khawatir, jangan sampai anak kami tidak diterima di sekolah lain," kata Sy, Rabu (13/2/2019).

Rapat pada Selasa (12/2/2019) pukul 16.00 Wita yang digelar di SMPN 2 Galesong Selatan, dengan melibatkan seluruh guru, orangtua siswa, serta Dewan Pendidikan dan seluruh instansi terkait, menyimpulkan bahwa empat pelajar pengeroyokan dikeluarkan dari sekolah.

Kebijakan ini diambil lantaran seluruh guru sudah tak mampu mendidik keempat pelaku yang selama ini dikenal memang kerap berbuat onar dan berlaku tidak sopan kepada guru.

"Hasil rapat kemarin sore, empat siswa secara resmi dikembalikan kepada orangtua masing-masing, tetapi kami tetap memberikan rekomendasi untuk pindah ke sekolah lain," kata Kepala SMPN 2 Galesong Selatan Hamzah, yang dikonfirmasi Kompas.com, pada Rabu (13/2/2019).

Orangtua dari salah satu pelaku, Sy, berharap kasus yang melibatkan anaknya menjadi pembelajaran bagi para orangtua lainnya.

"Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran bagi orangtua siswa lain agar lebih disiplin dalam mendidik anak, sebab pendidikan bukan hanya dari guru sekolah, tapi orangtua juga sangat berperan dalam hal moralitas anak-anak," kata Sy.

Tenaga honorer yang menjadi korban pengeroyokan, Faisal Pole (38) mengaku, menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah mengenai kasus ini.

Pria yang bekerja sebagai petugas kebersihan tersebut hanya mau fokus untuk mengabdi di sekolah.

Dewan Pendidikan Kabupaten Takalar yang turut hadir mengaku prihatin akan kasus pengeroyokan ini dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Tentunya kami prihatin atas kasus seperti ini, tetapi semuanya kami kembalikan kepada pihak sekolah dan mengacu pada tata tertib di sekolah," kata Dahlan, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Takalar.

Seperti diketahui, kasus pengeroyokan terhadap Faisal Pole (38) yang dilakukan oleh orangtua siswa berinisial MS (48) dan anaknya, IM (12), serta tiga rekan siswa lainnya masing-masing RD (12), NA (12), serta AK (12), terjadi pada Selasa (12/2/2019) sore. Penyebab pengeroyokan ini berawal dari umpatan kasar kepada korban.

Sumber: KOMPAS.com (Abdul Haq)

https://regional.kompas.com/read/2019/02/14/10155891/fakta-pengeroyokan-pegawai-honorer-di-smp-2-galesong-siswa-dikeluarkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke