Salin Artikel

Fakta Kasus 296 WN Bangladesh di Medan, Korban Penipuan Agen Tenaga Kerja hingga Pelaku Masih Diburu

KOMPAS.com - Kurang lebih 296 warga negara Bangladesh telah diamankan petugas Imigrasi Medan selama sepekan terakhir.

Ratusan WN Bangladesh tersebut diketahui merupakan korban penipuan oknum agen tenaga kerja ilegal. Ratusan WN Bangladesh tersebut dijanjikan akan bekerja di Malaysia. 

Saat ini petugas sedang memburu pelaku yang diduga kuat sengaja menelantarkan ratusan WN Bangladesh di Kota Medan.

Baca fakta lengkapnya:

Tim Pengawasan Orang Asing (Pora) Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (Kanin Kelas I Khusus TPI) Medan telah mengamankan 296 warga Bangladesh dari beberapa lokasi di Kota Medan selama sepekan terakhir.

Semua imigran tersebut memiliki tujuan yang sama saat masuk ke Kota Medan, yaitu untuk menjadi pekerja di Malaysia.

"Mereka mulai resah karena sampai dengan tanggal kejadian perkara mereka tidak kunjung diberangkatkan ke Malaysia. Malah ditempatkan di ruangan sempit dan diperlakukan tidak manusiawi. Mereka sering dipukul, dibentak, dan jarang diberi makan dan minum. Mereka merasa ditipu agen," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja, dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Jumat (8/2/2019).

Dari hasil penelusuran petugas Imgrasi Kota Medan, oknum agen tenaga kerja menjanjikan pekerjaan di Malaysia. Namun, para korban asal Bangladesh itu justru terdampar di Kota Medan.

Menurut petugas Imgrasi, Kota Medan dipilih oleh pelaku penipuan karena dekat dengan Malaysia. 

"Mereka masuk resmi menggunakan visa bebas kunjungan, paspornya kebangsaan Bangladesh, tapi tujuannya akan dipekerjakan ilegal oleh penyalur yang nakal. Kenapa dipilih Medan karena dekat dengan Malaysia," kata Kepala Kanin Kelas I Khusus TPI Medan Fery Monang Sihite yang dihubungi Kompas.com, Jumat (8/2/2019).

Fery Monang Sihite membantah ada imigran yang disekap dan dipukuli saat ditemukan di sebuah ruko di Kota Medan. 

"Aduh, ini simpang siur, yang saya terima sehat. Mereka tertawa-tawa, hanya minta satu kata sama saya, 'Pulangkan saya, Pak.' Oke saya bilang, tapi tidak mudah memulangkan, ada prosesnya," katanya.

Terkait lamanya waktu pemulangan, Fery mengatakan, tergantung kapasitas penerbangan. Sementara itu, semua biaya transportasi akan ditanggung Kedutaan Bangladesh, kecuali makan dan minum disediakan Imigrasi.

Fery mengapresiasi kinerja tim Pora dan peran masyarakat dalam mengungkap kasus pekerja migran ilegal ini.

Pada hari Selasa (5/2/2019) sekitar pukul 22.30, warga menemukan 193 warga Bangladesh disekap di sebuah rumah toko (ruko) di Jalan Pasar V, Kelurahan Cintadamai, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan.

Setelah itu, petugas Imigrasi Medan menemukan 59 warga Bangladesh di ruko pertokoan Vintage Nomor 8D di Jalan Medan-Binjai Km 14, Dusun V, Desa Sumbermelati, Diski, pada Rabu (6/2/2019) pukul 06.00 WIB.

Selang dua jam, petugas menemukan 36 warga Bangladesh di belakang Restoran Nelayan di Jalan Merak Jingga, Kota Medan.

Sementara itu, Kanim Kelas I TPI Polonia juga mengamankan 8 warga yang sama di seputaran rel kereta api di Jalan Sekip, Kecamatan Medan Barat, pada Rabu (6/2/2019) pagi. Total warga Bangladesh yang diamankan ada 296 orang.

"Biasalah, kalau sudah seperti ini, lari sana lari sini. Kami kedepankan dulu kemanusiaan, tapi ini akan menjadi kajian kami untuk bahan masukan kepada pimpinan. Mungkin pemberian visa ini bisa didiskusikan lagi," ucapnya.

Ratusan warga Bangladesh itu, lanjutnya, semuanya laki-laki usia produktif. Kondisinya sehat dan memiliki paspor Bangladesh.

Sumber: KOMPAS.com (Mei Leandha)

https://regional.kompas.com/read/2019/02/09/16201571/fakta-kasus-296-wn-bangladesh-di-medan-korban-penipuan-agen-tenaga-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke