Salin Artikel

Korban Meninggal karena DBD di Ponorogo Menjadi 4 Orang

"Jumlah orang yang meninggal karena terserang penyakit demam berdarah sebanyak empat orang. Data terakhir, dilaporkan satu anak meninggal karena sakit DBD dua hari yang lalu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo drg. Rahayu Kusdarini saat dihubungi Kompas.com, Kamis ( 31/1/2019) sore.

Rahayu mengatakan, pendataan tim Dinkes Kabupaten Ponorogo, total warga yang positif menderita sakit DBD mencapai 204 orang. Penderita DBD yang terdeteksi positif tersebar di 17 kecamatan di Ponorogo.

Ditanya faktor empat penderita DBD meninggal, Rahayu menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan penderita meninggal dunia. Ia mencontohkan, virus yang menyerang bisa saja lebih satu macam.

Selain itu, kondisi dan ketahanan yang tidak sama. Tak hanya itu, keterlambatan pasien berobat bisa menjadi penyebabnya.

Ia mencontohkan, korban meninggal terakhir dari kalangan anak-anak. Saat dibawa ke rumah sakit dalam kondisi shock. Sebelumnya, dibawa ke rumah sakit swasta dan setelah membaik dibawa pulang.

Namun, setelah itu dibawa ke rumah sakit lagi. Akhirnya kondisinya tidak baik lagi dan ternyata tidak tertolong.

Menurut Rahayu, kendati jumlah pasien membeludak namun semua tertangani di rumah sakit. Pasien yang tidak tertampung di ruang rawat inap ditampung di lorong-lorong antar ruang di rumah sakit.

Diberitakan sebelumnya, Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni menetapkan wilayahnya mengalami kejadian luar biasa (KLB) menyusul merebaknya serangan demam berdarah hingga merenggut tiga warganya.

"Sudah saya tetapkan status KLB karena warga yang kena DB jumlahnya terus meningkat," kata Ipong saat dihubungi Kompas.com, Rabu ( 30/1/2019) siang.

Menurut Ipong, penyebaran penyakit yang mematikan itu sudah mencapai 17 dari 21 kecamatan di Kabupaten Ponorogo. 

https://regional.kompas.com/read/2019/01/31/23074971/korban-meninggal-karena-dbd-di-ponorogo-menjadi-4-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke