Salin Artikel

6 Fakta Banjir dan Longsor di Sulsel, Kisah Hamzah Selamatkan Keluarga hingga Pemerintah Segera Bangun Bendungan

KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa per hari Minggu (27/1/2019) adalah 68 orang meninggal dan 7 orang masih dinyatakan hilang.

Selain itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan akan membangun bendungan dan menggalakkan reboisasi di wilayah Kabupaten Gowa untuk antisipasi banjir dan longsor. 

Sementara itu, bantuan bagi para ibu hamil di tenda pengungsian masih sangat kurang. Banyak jalan yang putus karena banjir dan longsor menjadi kendala distribusi bantuan bagi para pengungsi. 

Berikut ini fakta lengkapnya:

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (27/1/2019) menyebutkan, selain korban meninggal dan hilang, sebanyak 47 orang mengalami luka dan 6.757 orang mengungsi.

Menurut Sutopo, kerusakan fisik akibat banjir dan longsor meliputi 550 unit rumah. Dari jumlah tersebut, 33 unit hanyut, 459 rusak berat, 30 rusak sedang, 23 rusak ringan, dan 5 tertimbun. Kemudian, sebanyak 5.198 unit rumah terendam dan 16,2 kilometer jalan terdampak bencana.

Sementara itu, tercatat 188 desa terdampak bencana di 71 kecamatan yang tersebar di 13 kabupaten/kota yaitu, Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap , Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai.

Adapun, daerah yang paling parah mengalami dampak banjir dan longsor adalah Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Jeneponto, Marros, dan Wajo.

Saat longsor melanda pada hari Selasa (22/1/2019), Hamzah Daeng Sija (45) berhasil melarikan diri dan selamat.

Namun, ia kembali ke lokasi longsor untuk menyelamatkan istri, anak-anak dan mertuanya yang terjebak di rumahnya di Jalan Colleng, Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong.

Nahas, setelah berhasil menyelamatkan keluarganya, Hamzah justru terseret longsor dan dinyatakan hilang. 

Tim SAR menemukan jasad Hamzah terseret longsor sejauh 5 kilometer. Jasad korban langsung dievakuasi ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat dan langsung dimakamkan oleh pihak keluarga.

"Telah ditemukan dengan jarak 5 kilometer dari lokasi awal longsoran, dan rencananya hari ini akan langsung dimakamkan sebab kondisi jenazah sudah membusuk," kata Kapolsek Tinggimoncong Iptu Rusdi Rahim Tata, Minggu (27/1/2019).

Hingga hari kelima pasca-bencana longsor dan banjir yang melanda Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sejumlah titik longsor masih terisolir.

Para korban yang selamat masih bertahan hidup dengan berbagai upaya lantaran wilayah tersebut belum terjangkau tim pembawa bantuan.

Ketua Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Gowa Priska Paramita Adnan menyampaikan, kondisi para pengungsi terutama kesehatan kaum wanita yang sedang hamil.

"Sampai saat ini kami betul-betul membutuhkan tenaga medis. Ada dua desa yang belum terjangkau sama sekali karena akses keseluruhan tertimbun longsor, padahal di sana ada tiga ibu hamil yang kami perkirakan sebentar lagi akan melahirkan," kata Priska Paramita Adnan, Sabtu (26/1/2019).

Pasar Minasamaupa yang menjadi posko pengungsian korban banjir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan terbakar, Minggu (27/1/2019). 

Akibatnya ratusan pengungsi berhamburan menyelamatkan diri. Api dapat dipadamkan setelah sejumlah mobil pemadam dibantu armada pemadam dari kota Makassar tiba di lokasi.

Peristiwa kebakaran yang melanda pasar Minasamaupa, Sungguminasa, Kabupaten Gowa terjadi pada pukul 22.25 WITA.

Api dari lantai dua pasar langsung mengakibatkan kepulan asap hitam. Akibatnya sebanyak 365 orang pengungsi yang menempati lantai empat berhamburan menyelamatkan diri.

"Banyak sekali asap jadi kami langsung lari menyelamatkan diri," kata Arina Talib, salah seorang pengungsi.

Empat kios di lantai 2 pasar dilaporkan ludes terbakar, sementara penyebab kebakaran diduga bersumber dari arus pendek listrik .

"Tidak ada korban jiwa dan pengungsi banjir aman. Penyebab kebakaran diduga akibat korsleting listrik" kata Rostam Razak, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Senin, (28/1/2019).

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kementerian Pertanian memberi sumbangan Rp 2 miliar kepada korban bencana longsor dan banjir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Sumbangan tersebut diserahkan langsung Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gowa, Muhlis, saat Andi berkunjung ke salah satu posko pengungsian di Masjid Syuhada, Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Minggu (27/1/2019).

"Ini adalah sumbangan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kementerian Pertanian. Mudah-mudahan seluruh korban bencana segera pulih dan beraktivitas kembali," kata Andi Sudirman Sulaiman.

Setelah melakukan pemantauan di Bendungan Bilibili di Gowa, Wapres Kalla menggelar pertemuan tertutup bersama sejumlah menteri, gubernur, bupati, dan langsung meninjau sejumlah titik longsor.

"Hasil pertemuan tadi di mana ada program yang sifatnya jangka panjang yakni hutan yang gundul akan direboisasi kembali dan ini harus tidak boleh tidak," kata Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo.

Selain itu, Jusuf Kalla sepakat untuk mencegah banjir di wilayah Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Maros dan di Kabupaten Takalar serta Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, dengan segera membangun bendungan baru.

"Kami targetkan agar tahun ini sudah bisa dibangun bendungannya. Termasuk juga memperbaiki lahan hutan dan daerah aliran sungai (DAS) yang ada di Gowa, termasuk akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," kata Kalla.

Sumber: KOMPAS.com (Abdul Haq,Abba Gabrillin)

https://regional.kompas.com/read/2019/01/28/16343031/6-fakta-banjir-dan-longsor-di-sulsel-kisah-hamzah-selamatkan-keluarga-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke