Salin Artikel

6 Fakta Kasus Tabloid Indonesia Barokah, Dianggap Bukan Hoaks hingga Bagian Kampanye Hitam

KOMPAS.com — Beredarnya tabloid Indonesia Barokah menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menjadi sorotan masyarakat.

Badan Pengawas Pemiliu (Bawaslu) berkoordinasi dengan Dewan Pers untuk menyelidiki kasus tersebut. Sementara itu, kedua kubu calon presiden dan wakil presiden memiliki pendapat berbeda.

Sandiaga Uno menyebut, Tabloid Barokah adalah bagian dari kampanye hitam Pemilu 2019. Sementara itu, Jokowi-Ma'ruf menjelaskan, tabloid tersebut tidak berisi konten hoaks.

Berikut ini sejumlah fakta tentang kasus Tabloid Barokah:

Sesuai informasi dari Bawaslu pusat, tabloid ini sudah menyebar di seluruh daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Jadi, ini penyebarannya hampir di seluruh Provinsi Jabar dan Jateng. Kita di sini mengedepankan sebagai fungsi pencegahan supaya tabloid ini jangan sampai dulu menyebar," kata Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Tasikmalaya Ijang Jamaludin, Rabu (23/1/2019).

Ijang mengimbau kepada PT Pos Indonesia Cabang Tasikmalaya untuk tak dulu menyebarkan tabloid ini sampai 14 hari ke depan.

"Jadi sekarang bukan kita melarang untuk disebarkan, tapi kita menunggu kepastian Bawaslu RI terkait penemuan tabloid ini. Kita mengimbau ke kantor Pos untuk menyimpan dulu selama 14 hari ke depan," ujarnya.

Bawaslu Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menemukan tabloid Indonesia Barokah sudah tersebar di 12 kecamatan di wilayah ini.

Temuan ini merupakan hasil pendataan Bawaslu setelah ada temuan di Kabupaten Blora dan Sukoharjo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang Habib Shaleh menyebut sejauh ini ada sekitar 489 eksemplar tabloid yang ditemukan, yang tersebar di 161 masjid di wilayah ini.

"Data terbaru kami ada 489 eksemplar tabloid tersebar di 161 masjid, yang berada di 12 kecamatan,” kata Habib, Kamis (24/1/2019).

Sebelumnya, tabloid itu baru ditemukan di tiga kecamatan, yakni Ngluwar, Dukun, dan Sawangan. Bahkan di Desa Ngadipuro, Kecamatan Dukun, ada 3 bendel kiriman tabloid yang berisi 9 eksemplar diamankan di balai desa setempat.

“Ada 3 bendel berisi 9 eksemplar yang diamankan di Balai Desa Ngadipuro, Kecamatan Dukun,” ujar dia.

Bawaslu bersama Dewan Pers melakukan kajian terhadap tabloid Indonesia Barokah. Alasannya, hal ini menjadi kewenangan Dewan Pers untuk menyelidiki apakah produk jurnalistik di tabloid Indonesia Barokah memuat pemberitaan yang tendensius terhadap peserta pemilu.

"Karena ini terkait apakah bagian dari produk jurnalistik atau tidak, kita sedang menunggu koordinasi dengan unsur di gugus tugas Dewan Pers," kata Komisioner Bawaslu Mochammad Afifuddin di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).

Selain melakukan kajian, Bawaslu bersama Dewan Pers telah meminta seluruh pihak tak lagi menyebarkan tabloid tersebut.

"Kita cegah untuk meluas dan koordinasi dengan jajaran kepolisian, tapi yang pasti biar tidak meresahkan dulu," ujar Afif.

Ketua Bawaslu Kabupaten Madiun Nur Anwar yang dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (25/1/2019), membenarkan beredarnya tabloid Indonesia Barokah di masjid-masjid di Kabupaten Madiun.

"Informasi dari teman-teman panwascam ada kiriman tabloid Indonesia Barokah di masjid-masjid sejak kemarin," kata Anwar.

Dari monitoring lapangan, tabloid itu baru diterima di masjid-masjid di lima kecamatan yakni Gemarang, Kecamatan Wonoasri, Pilangkenceng, Mejayan Madiun. Bahkan di kecamatan Wonoasri, hampir seluruh masjid di desa di kecamatan itu menerima kiriman tabloid Barokah.

"Wonoasri hampir semua desa. Rata-rata setiap desa ada empat hingga lima penerima itu ada satu amplop isinya satu hingga tiga tabloid," kata Anwar.

Sandiaga Uno menilai, tabloid Indonesia Barokah adalah bagian dari kampanye hitam di Pemilu 2019.

Pasalnya, tabloid tersebut memuat pemberitaan yang tendensius terhadap dirinya dan Prabowo Subianto serta ketidakjelasan siapa yang bertangung jawab.

"Kita serahkan kepada aparat penegak hukum ya karena itu bagian dari kampanye hitam yang sudah kita sepakati sama-sama tidak dilakukan pada Pemilu 2019," kata Sandiaga di Jalan Tomang Raya, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (24/1/2019).

Sandiaga juga mengaku khawatir tabloid tersebut memunculkan perpecahan di masyarakat.

"Ini buat saya khawatir, mari kita jangan saling menyalahkan. Kita harus introspeksi diri dan saling memperbaiki di 80 hari ke depan menjelang hari pemilihan dengan tidak saling menjatuhkan," ungkapnya kemudian.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, mengaku bingung dengan sikap kubu calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkait tabloid Indonesia Barokah.

Menurut Ace, tabloid tersebut tidak berisi hoaks tentang Prabowo-Sandiaga. Ace pun mempertanyakan apakah kubu Prabowo-Sandi sudah menyimak isi tabloid tersebut.

"Pertanyaannya, apakah kubu Paslon 02 sudah membaca tabloid Indonesia Barokah itu? Saya telah membacanya dengan seksama. Menurut saya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan konten tabloid itu," ujar Ace melalui keterangan tertulis, Kamis (25/1/2019).

Ace menambahkan, tabloid tersebut hanya memuat dua artikel berita mengenai Prabowo.

Berita itu juga mengutip pernyataan tokoh yang sebelumnya dimuat media online. Dengan begitu, kata dia, tidak ada unsur kebohongan atau hoaks dalam tabloid itu.

"Itu sudah terkonfirmasi dari hasil Bawaslu Kabupaten Blora yang telah memeriksanya," kata dia.

Sumber: KOMPAS.com (Jessi Carina, Christoforus Ristianto, Muhlis Al Alawi, Fitria Chusna Farisa)

https://regional.kompas.com/read/2019/01/25/11300051/6-fakta-kasus-tabloid-indonesia-barokah-dianggap-bukan-hoaks-hingga-bagian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke