Salin Artikel

Order Sabun Cuci Rp 2 Miliar dari Jokowi Persatukan Eli dan Suaminya

GARUT, KOMPAS.com - Nama Eli Liawati (37), warga Kampung Cibitung, Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi, saat ini menjadi terkenal setelah sabun cuci cair buatan rumahan yang dijualnya mendapat pesanan hingga senilai Rp 2 miliar dari Presiden Joko Widodo.

Sabun pencuci yang dipamerkan saat acara pertemuan Presiden Jokowi dengan pendamping dan penerima PKH di Kabupaten Garut yang digelar di Gedung Serba Guna Mandala 525 di kawasan Copong Garut Kota, Sabtu (19/1/2019), sempat menarik perhatian Jokowi hingga langsung memesan sebanyak 100 ribu botol.

Eli sendiri mengaku tidak tahu apa yang membuat Jokowi tertarik dengan sabun cuci buatannya.

Padahal, secara kualitas dirinya juga tidak bisa menjamin penuh akan sama dengan sabun cuci yang banyak dijual di pasaran saat ini.

"Saya juga tidak tahu kenapa Pak Jokowi suka, padahal kan masih baru," kata Eli saat ditemui di rumahnya, Senin (21/1/2019).

Untuk bisa mencapai rumah Eli, sebenarnya tidak terlalu sulit. Dari jalan raya Garut-Banjarwangi, perjalanan dilanjutkan ke jalan Desa Kadongdong. Sekitar 100 meter menyusuri jalan desa, perjalanan dilanjutkan menyusuri gang di pemukiman warga.

Setelah menyeberangi dan menyusuri tepi Sungai Cikaengan, rumah Eli sudah terlihat berada tidak jauh dari bibir Sungai Cikaengan.

Di rumah berdinding sebagian tembok tersebut, Eli tinggal bersama empat anaknya dan orangtuanya. Sementara, suaminya sejak lama bekerja di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat berjualan alat peraga sekolah.

"Sejak pertama menikah juga kerja di luar daerah," jelas Eli yang mengaku menikah sejak tahun 2003 dengan suaminya, Asep Muhammad Ridwan.

Dari pernikahan dengan Asep, Eli dikaruniai empat orang anak yang semuanya perempuan. Yang paling besar saat ini usianya sudah 14 tahun

Eli menceritakan, begitu mendapat pesanan sabun hingga nilainya mencapai Rp 2 miliar, dirinya langsung bercerita kepada suaminya di Bima lewat telepon. Namun, suaminya tidak percaya begitu saja.

Malam harinya, sesampainya Eli di rumah usai menghadiri pameran yang mempertemukannya dengan Presiden Jokowi, suaminya mengiriminya link berita soal Eli yang memang langsung menjadi viral.

"Saya bilang ke suami dapat tender bikin sabun dari presiden Rp 2 miliar, awalnya enggak percaya (suami), malam harinya baru dia percaya setelah lihat berita," kata Eli sambil tersenyum.

Eli menuturkan, setelah menerima pesanan sabun dari Presiden Jokowi, rencananya suaminya akan pulang dan tidak lagi berdagang alat peraga sekolah di Bima.

Karena, sejak awal memang dirinya juga sudah merencanakan agar suaminya bisa berdagang di kampung agar bisa berkumpul bersama keluarga.

"Dari awal memang niatnya sudah mau pulang, dagang di sini, jadi bisa kumpul," katanya.

Selain dengan suami, menurut Eli untuk memenuhi pesanan sabun dari Jokowi, rencananya dirinya juga akan mengajak para penerima bantuan program PKH yang ada di desanya, terutama mereka yang satu kelompok dengannya. Apalagi, Eli adalah ketua kelompoknya.

"Kemarin anggotanya ada 34 KPM (Keluarga Penerima Manfaat), sekarang nambah 10 KPM,"kata Eli ketika ditanya soal anggota kelompoknya.

Sampai Senin (21/1/2019), Eli memang masih belum memulai proses pembuatan sabun di rumahnya. Karena, dirinya masih menunggu pesanan bahan baku pembuatan sabun. Selain itu, karena jumlah pesanan banyak, saat ini dirinya juga telah memesan mesin dan peralatan tambahan yang bisa membantu produksi sabun dalam jumlah banyak.

"Besok saya mau ke Bogor lihat mesin blender buat mengaduk, nanti juga mau beli torn, selang, mesin pompa air dan alat lainnya," katanya.

Sementara, untuk tempat produksi, rencananya Eli akan memanfaatkan halaman rumahnya yang akan dipasangi terpal.

Sementara, untuk gudang penyimpanan barang akan menggunakan madrasah yang ada di depan rumahnya.

"Anak-anak bisa mengaji di rumah saya, yang ngajar juga kakak saya, nanti saya juga mau bangun madrasahnya," kata Eli.

Salman Mugni Aziz, koordinator program PKH Kecamatan Banjarwangi menuturkan, rejeki yang diterima Eli dari Presiden Jokowi bisa ikut dinikmati oleh KPM lain, minimal di Desa Padahurip, terutama kelompok KPM yang dipimpin oleh Eli.

"Nanti mereka bisa dilibatkan dalam proses produksi sabun, apalagi ini juga jadi usaha kelompok KPM," kata Salman yang ditemui di rumah Eli.

Eli sendiri mengakui, usaha pembuatan sabun cuci cair yang sudah dua bulan dirintisnya, modalnya memang berawal dari tabungan kelompoknya. Makanya, dinamakan Kelompok Usaha Bersama (Kube) Padahurip.

"Setiap PKM menabung Rp 20 ribu selama enam tahun, terkumpul uang sampai Rp 8 juta yang bisa jadi modal usaha," katanya.

Menurut Salman, program tabungan dari para penerima PKH seringkali menjadi sorotan karena banyak orang menganggap tabungan tersebut adalah potongan. Makanya, dirinya sempat memberhentikan tabungan tersebut karena banyak pihak luar yang tidak suka.

"Kalau untuk usaha dari dana PKH, memang tidak ada anggarannya, hanya mereka inisiatif nabung buat usaha kelompok, makanya Kube nya mandiri, tidak ada bantuan dari pemerintah," katanya.

Geliat usaha para penerima program PKH, menurut Salman sangat bergantung pada kreativitas dari pendamping kelompoknya masing-masing. Jika pendampingnya kreatif dan rajin maka usaha kelompok bisa berjalan baik.

"Kelompok Bu Eli ini pendampingnya Bu Eva dan Gin Gin, selama ini yang dampingi Bu Eli mereka berdua, Bu Eli sering curhat ke Bu Eva soal segala macam, termasuk usaha," katanya.

Eva yang menjadi pendamping, menurut Salman selama ini membimbing  Eli dari mulai mencari bahan baku, kemasan sabun hingga desain kemasannya. 

https://regional.kompas.com/read/2019/01/21/19144551/order-sabun-cuci-rp-2-miliar-dari-jokowi-persatukan-eli-dan-suaminya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke