Salin Artikel

5 Fakta Yel-Yel "Jogja Istimewa" Pendukung Prabowo-Sandi, Tanpa Izin dari Kill The DJ hingga Dilaporkan ke Polisi

KOMPAS.com - Pencipta lagu "Jogja Istimewa", Moh Marjuki alias Marzuki Mohammad atau yang dikenal dengan nama Kill The DJ, melapor ke Polisi Daerah (Polda) DIY terkait aksi para pendukung calon presiden nomor urut 2 yang mengubah lirik lagi ciptaannya.

Marzuki berprinsip, dirinya tidak terima apabila lagu ciptaanya tersebut digunakan untuk kampanye. Dirinya juga baru mengetahui lagu ciptaanya diubah liriknya dari media sosial.

Marzuki mengaku kasus serupa pernah terjadi ketika dirinya mensomasi Dinas Kesenian dan Kebudayaan karena menggunakan lagu tanpa seizinnya.

Berikut ini fakta lengkap terkait gubahan lagu "Jogja Istimewa":

Personel Jogja Hip Hop Foundation tersebut menjelaskan, lagu karyanya tersebut memiliki nilai-nilai historis yang luar biasa baginya.

"Lagu itu (Jogja Istimewa) bagi saya sendiri mempunyai nilai historis yang luar biasa, seperti membayar utang rasa saya terhadap Yogyakarta yang saya cintai," ujar Marzuki Mohamad saat di Mapolda DIY, Selasa (15/01/2019).

Marzuki menyampaikan, dari awal ia memang sudah memiliki prinsip untuk tidak mengomersilkan lagu "Jogja Istimewa". Termasuk tidak akan mengizinkan jika digunakan untuk kepentingan kampanye.

"Saya tidak akan mengingkari nilai-nilai dan spirit lagu itu hanya untuk kampanye pilpres. Pun di 2014, saya mendukung Jokowi tetapi saya tidak menggunakan lagu itu, mengutak-atik lagu itu," ungkapnya.

"Beberapa kali mungkin lebih dari 10 kali banyak iklan atau kepentingan-kepentingan komersial yang akan menyewa menggunakan lagu itu, saya sama sekali tidak akan mengizinkan," imbuhnya.

Marzuki menjelaskan, lagu "Jogja Istimewa" tercipta setelah dirinya membaca buku tentang sejarah Yogyakarta.

"Saya membaca buku tentang sejarah Yogyakarta dan nilai-nilai tentang semangat Yogyakarta, membaca takhta untuk rakyat, saya kagum sekali dengan Sultan HB IX," tuturnya.

Selain itu, menurut Marzuki, ada banyak kalimat yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno yang menginspirasi terciptanya lagu "Jogja Istimewa".

"Banyak kalimat Soekarno yang menginspirasi lagu itu, ketika ibu kota Indonesia dipindah ke Yogyakarta. Banyak budi pekerti lainnya yang hidup dan tumbuh di Yogyakarta," katanya.

Menurutnya, lagu "Jogja Istimewa" populer saat peristiwa Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. Lagu yang diciptakannya ini dinyanyikan oleh Jogja Hip Hop Foundation.

Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi DIY, Dharma Setiawan menjelaskan, lagu tersebut dinyanyikan secara spontan oleh Emak-emak Jogja untuk lomba yel-yel di acara pertemuan relawan Prabowo-Sandi.

"Sebetulnya itu kan pertemuan dari beberapa relawan perempuan di Yogya. Saya lupa tanggalnya, tetapi Bulan Desember kemarin," kata Dharma saat dihubungi, Selasa (15/1/2019).

Dharma menuturkan, di acara tersebut ada lomba yel-yel. Masing-masing relawan perempuan yang disebut Emak-emak beradu kreativitas menyanyikan yel-yel.

"Agar pertemuannya seru ada lomba yel-yel, satu kelompok bikin yel-yel, dan karena lagu 'Jogja Istimewa' itu sampai-sampai saking populernya, seperti lagu yang orang sudah nggak terpikir itu ciptaan seseorang. Dianggap lagu itu bisa dinyanyikan semua orang, persepsi begitu kemudian disesuaikan dengan Prabowo-Sandi," katanya.

Dharma Setiawan menegaskan, lagu tersebut tidak ada kaitanya dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi DIY. Lagu itu dinyanyikan hanya spontanitas saat kegiatan lokal saja.

"Itu spontanitas, tidak terencana, dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan strategi BPN, ya. Hanya untuk pertemuan lokal itu saja. Tetapi karena ada yang merekam, terus dikirim, lah kemudian jadi viral, maka tentu pencipta lagu merasa, lho kenapa lagu saya digunakan untuk kepentingan kelompok," tuturnya.

Dharma juga mengapresiasi keputusan Marzuki untuk melaporkan tindakan para pendukung Prabowo-Sandi ke polisi. Pihaknya juga akan memberi bantuan hukum kepada terlapor.

"Kami tentu akan memberikan bantuan hukum ke relawan. Walaupun kami menghargai sikap pencipta lagu, karena hak cipta itu memang dilindungi undang-undang," kata Dharma.

Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto saat dihubungi, Selasa (15/01/2019), menegaskan, pihaknya akan segera menindaklanjuti laporan Marzuki.

"Prinsipnya polisi akan menindaklanjuti segala laporan yang masuk. Ya, tentu kami akan dalami, lalu memeriksa saksi-saksi," tandasnya.

Seperti diketahui, Moh. Marjuki atau dikenal dengan Marzuki Mohamad, melaporkan pelanggaran hak cipta dan UU ITE, dimana lagu karyanya "Jogja Istimewa" diubah liriknya tanpa izin dan digunakan untuk mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 02.

"Tidak ada permintaan maaf resmi dan tidak dihapus sama sekali. Saya tahunya dari social media ya pengaduannya dari apa yang terjadi dari social media," kata Marzuki.

Marzuki menegaskan, dirinya melaporkan pemilik akun Instagram dan Twitter atas nama @CakKhum.

"Ya, (pemilik) akun yang menyebarkan pertama kali itu yang perlu saya laporkan, atas nama CakKhum. Setelah itu mau ditelusuri siapa yang sengaja mengganti liriknya dan terjadi peristiwa semacam itu kemudian viral saya serahkan pada proses hukum," tegasnya.

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma)

https://regional.kompas.com/read/2019/01/16/14204941/5-fakta-yel-yel-jogja-istimewa-pendukung-prabowo-sandi-tanpa-izin-dari-kill

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke