Salin Artikel

Atasi Gangguan Gajah Liar, BKSDA Segera Fungsikan CRU

Bangunan itu dibangun tahun 2017 lalu dengan sumber dana APBA sebesar Rp 600 juta.

Kepala Desa Cot Girek, Wagimin, meminta agar bangunan itu segera difungsikan untuk mengatasi gangguan gajah liar di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara.

“Setahu saya, kendala utamanya soal air bersih. Di situ sulit air bersih. Tapi, kita tetap berharap agar dicarikan solusinya dan bisa difungsikan segera,” sebut Wagimin, Selasa (15/1/2019).

Sementara itu, Kepala Sekwi BKSDA Wilayah I Lhokseumawe, Dedi Irvansyah, menyebutkan berencana mengaktifkan CRU tersebut dengan menempatkan empat gajah jinak dan pawangnya (mahout).

Tujuannya, begitu ada gangguan gajah liar, gajah jinak ini bisa mengusirnya ke kawasan hutan.

Namun, CRU yang digunakan untuk menempatkan gajah ini tidak memiliki sumber air.

"Masalah air menjadi kendala utama di lokasi CRU Aceh Utara,” kata Dedi.

Dia menyebutkan, BKSDA sudah mencoba membuat sumur bor, namun juga tidak ditemukan air yang mencukupi.

“Waktu kita buat sumur bor kita dapatkan lumpur bercampur gas di lokasi penggalian," sebut dia.

Meski begitu, sambung Dedi, dirinya akan membangun komunikasi dengan dinas terkait di Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk mencari solusi air bersih di kawasan itu.

Sehingga, bangunan CRU bisa segera difungsikan. “Semoga masalah air ini segera teratasi,” pungkas dia.

Sebelumnya diberitakan, gajah liar merusak satu rumah dan puluhan hektare kebun petani di Kecamatan Simpang Keramat, Kabupaten Aceh Utara.

Dampaknya, sebagian petani memilih tidak ke kebun karena khawatir gangguan gajah liar tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2019/01/16/08165301/atasi-gangguan-gajah-liar-bksda-segera-fungsikan-cru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke