Salin Artikel

Korban Tsunami Selat Sunda Keluhkan Kurang Makan hingga Rebutan MCK

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Hingga hari keenam setelah bencana tsunami Selat Sunda menerjang pesisir Kabupaten Pandeglang dan Serang, masih terdapat puluhan ribu korban yang mengungsi.

Mereka tersebar di sejumlah titik, satu di antaranya di Lapangan Futsal Labuan, Pandeglang.

Posko yang dikoordinir oleh Kementerian Sosial ini dipenuhi oleh 1.350 pengungsi pada Jumat (28/12/2018) sore.

Jumlah tersebut terus bertambah sejak posko dibuka pada Minggu (23/12/2018) dini hari.

Mereka masih bertahan di pengungsian lantaran takut akan isu tsunami susulan yang kerap muncul.

Kondisi Gunung Anak Krakatau yang terus erupsi juga membuat mereka tidak berani pulang ke rumah. Tinggal di pengungsian adalah cara terbaik, kendati kondisinya apa adanya.

"Kalau bisa mah pulang ke rumah, di sini ya namanya juga pengungsian, mau makan saja kurang, harus bisa tahan perut lah mas," kata Oom, salah satu pengungsi posko pengungsian Lapangan Futsal Labuan, Jumat (28/12/2018).

Soal makanan di pengungsian, Oom mengaku para pengungsi dapat jatah makan dua kali sehari, yakni siang dan malam hari.

Sementara, pada pagi hari, asupan berupa makanan ringan saja seperti biskuit atau roti.

"Kadang sehari sekali, seperti kemarin, hanya siang saja, malamnya dibagi tapi jam 12 malam, siapa yang mau makan, orang-orang sudah pada tidur," cerita Oom.

Sementara pengungsi lain, Ani mengeluhkan jika posko tempat dia mengungsi sangat kurang sarana MCK. Untuk buang air saja, kata dia, harus antri hingga setengah jam.

"Apalagi kalau pagi, sudah antri air juga enggak ada, baru ada air nanti jam 9 siang," ujar Ani.

Pantauan Kompas.com di posko Lapangan Futsal Labuan memang hanya tersedia 3 ruang MCK.

Sementara penggunanya adalah para pengungsi yang berjumlah 1.350 orang ditambah para relawan yang bertugas.

Terkait keluhan soal makanan yang kurang, salah satu relawan, Abu Salim menyebut makanan di posko tersebut melimpah.

Dalam satu kali makan saja, kata dia, dapur umum memasak sekitar 7000 bungkus nasi.

"Kita harus pahami di sini, jumlah pengungsi selalu bertambah setiap hari, misalnya hari Kamis kemarin masih sekitar 700 pengungsi, tapi hari ini membeludak menjadi 1300-an pengungsi," kata Abu yang menjadi Korlap Dapur Induk Logistik Kemensos di Labuan.

Abu mengatakan, dapur umum di posko ini tidak hanya menyediakan makanan untuk posko induk saja, namun juga korban yang mengungsi di kantong-kantong pengungsian kecil seperti di masjid, sekolah, hingga stasiun radio.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/28/18245841/korban-tsunami-selat-sunda-keluhkan-kurang-makan-hingga-rebutan-mck

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke