Salin Artikel

3 Swafoto yang Berakhir Celaka dan Meninggal pada 2018

Akan tetapi, penggemar swafoto kerap mencari tempat unik yang berada di lokasi berbahaya.

Mereka kadang tak menyadari hal yang dilakukan mengancam keselamatan dirinya. Akibatnya, nyawa pun menjadi taruhan dari aksinya.

Sejak Januari hingga Desember 2018, tercatat ada beberapa kasus swafoto yang berakhir duka. Berikut tiga peristiwanya:

Namun, sepasang kekasih asal Desa Kawo, Pujut Lombok Tengah, Eka Madayati dan Dedy terempas gelombang besar dan terseret arus deras ketika keduanya tengah melakukan swafoto bersama. Kejadian itu terjadi pada 14 Januari 2018.

Lokasi yang digunakan untuk mengabadikan momen itu merupakan spot terbaik yang biasanya kerap diempas gelombang Pantai Semeti.

Awalnya, keduanya melakukan swafoto. Saat itulah, Eka Madayati terseret gelombang dan kekasihnya, Dedy, yang hendak menolong pun ikut terseret gelombang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah, aparat Polsek Selong Belanak, dan masyarakat sekitar juga ikut melakukan pencarian.

Setelah sekitar beberapa jam melakukan pencarian, Eka Madayati ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Kekasihnya ditemukan tiga hari kemudian dan juga dalam keadaan yang sama.

Kawasan ini memang pernah menelan korban jiwa. Pada Maret 2017 lalu, seorang wisatawan asal Bandung, Febri Rafud Hardiman (19), dilaporkan tewas terempas dan tenggelam di Pantai Telawas/Semeti saat swafoto.

Peristiwa terjadi pada 1 Juli 2018, ketika Sri Sumarni hendak melakukan senam di Pulau C Setu Babakan.

Saat berolahraga bersama keluarganya, Sri hendak melakukan swafoto di tepi setu. Namun, posisinya terlalu dekat dengan tepian danau itu dan akhirnya tergelincir kemudian tercebur.

Seorang pengunjung berusaha menyelamatkan Sumarni namun tak berhasil karena pengunjung ikut tercebur ke dalam setu.

Petugas Dinas Sumber Daya Air (SDA) yang bertugas di Setu Babakan langsung berusaha menyelamatkan kedua korban dengan backhoe.

Setelah berhasil diselamatkan, korban beristirahat sejenak di pinggir setu dan dibawa pulang oleh keluarga.

Kronologi bermula ketika korban berwisata ke Curug Bayan bersama dua rekan kampus sesama perantauan dari Kalimantan, yakni Pratama Bagus Septianto (18) dan Ahmad Khairol Maulidi (19).

Sekitar pukul 15.30 WIB ketiganya naik ke atas tebing air terjun dan bermaksud mengambil swafoto. Namun nahas, korban terpeleset dari atas tebing andesit setinggi 5 meter tersebut.

Pengelola wisata Curug Bayan melaporkan kejadian ke Polsek Baturraden dan menghubungi Tim Tagana untuk membantu pencarian. Korban akhirnya dapat ditemukan di dasar air terjun dan dievakuasi pada pukul 16.50 WIB dalam kondisi meninggal.

Jasad korban dievakuasi ke Puskesmas 1 Baturraden untuk menjalani pemeriksaan. Dari informasi yang dihimpun, jenazah rencananya akan dimakamkan di TPU belakang kampus ITT Telkom.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/20/14491961/3-swafoto-yang-berakhir-celaka-dan-meninggal-pada-2018

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke