Salin Artikel

Evaluasi Seratus Hari Kerja, Ridwan Kamil Minta Testimoni Warga

Ridwan pun ingin meminta tanggapan masyarakat terkait sejumlah program jangka pendek yang telah ia luncurkan.

"Jadi, kalau boleh, media evaluasinya coba tanya ke masyarakat. Saya juga ingin tahu testimoninya," ujar Emil, sapaan akrabnya, saat ditemui di Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kamis (13/12/2018).

Emil mengaku, kurang sependapat dengan adanya target program seratus hari kerja. Sebab, menurut dia, kinerja pemimpin tak bisa diukur dengan rapor seratus hari kerja.

"Iya, saya pada dasarnya begini, budaya 100 hari itu sebenarnya bikinan siapa, saya tidak mengerti. Karena yang namanya bekerja tidak bisa diukur ada rapor 100 hari gitu kan," papar Emil.

"Yang penting saya kembalikan kepada masyarakat apakah fondasi-fondasi inovasi baru ini kira-kira sesuai dengan ekspektasi atau tidak," tambah dia.

Ia mengatakan, masih ada sejumlah program jangka pendek yang akan diperkenalkan kepada warga. Seperti program 'Maghrib Mengaji' dan program hibah 'Street Library'.

"Kalau dari kami secepat mungkin kita melakukan bahasan-bahasan inovasi seperti itu. Hari ini kita me-launching 'Maghrib Mengaji' di Sukabumi. Besok kita ada program peningkatan literasi dengan memberikan hibah street libary di Kota Bogor," ungkap dia.

"Jadi, ada dua lagi yang belum masuk ke dalam launching 100 hari. Ada yang targetnya 100 hari tapi ada kendala yaitu memasang roller barrier karena tertahan, impor barangnya tertahan di Tanjung Priok. Artinya, kita tidak pakai teori 100 harian, di mana siap kita langsung lakukan," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/13/18304401/evaluasi-seratus-hari-kerja-ridwan-kamil-minta-testimoni-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke