Salin Artikel

Fakta Pembunuhan Pekerja di Nduga Papua, Dugaan Asal Senjata hingga Aparat Lacak Panglima KKB

KOMPAS.com - Bertha Pagayang, istri Matius Palinggi, masih ingat dengan jelas pesan terakhir suaminya. "Mama baik-baik saja di rumah, Bapak pergi kerja untuk keluarga".

Saat jenazah Matius tiba di rumah duka, tangis Bertha pun luruh. Matius meninggal dunia setelah serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.

Sementara itu, dua anggota TNI yang terluka saat baku tembak dengan KKB, masih belum dapat dievakuasi. Cuaca buruk menjadi kendala proses evakuasi.

Berikut ini fakta baru terkait operasi pengamanan wilayah di Nduga, Papua.

Isak tangis keluarga pun pecah saat peti jenazah Matius Palinggi tiba di rumah duka. Salah satu kerabat nyaris pingsan tak kuasa menahan duka.

Sementara itu, penyerahan jenazah korban dilakukan dan diserahkan oleh pihak Polda Papua dan pihak PT Istaka Karya kepada keluarga korban. Matius Palinggi meninggalkan seorang istri dan satu anak angkat.

Istri korban, Bertha Pagayang mengatakan, dirinya sempat berkomunikasi dengan korban pada bulan September lalu saat dirinya keluar dari Rumah Sakit Wamena Papua.

“Di Wamena sempat bersama selama 1 bulan merawat saya dengan baik. Setelah saya sehat dia ada panggilan untuk kembali ke pos kerja di pedalaman,” katanya.

Lanjut Bertha, saat di jalan, Matius berpesan agar Bertha baik-baik saja karena dirinya kembali bekerja untuk menghidupi keluarga.

Dua anggota TNI yang terluka akibat ditembak KKB di di Pos TNI Kali Yigi, Kabupaten Nduga, Selasa (11/12/2018), belum bisa di evakuasi.

Dua anggota TNI yang terluka yaitu Pratu Budi, mengalami luka tembak di bahu dan Praka Aswad, luka ringan di pelipis karena terkena pecahan amunisi. Kini keduanya telah dievakuasi ke Pos TNI Mbua.

Dandim 1702/Wamena, Letkol Inf Chandra Adianto mengungkapkan, keadaan kedua anggota sehat dan sudah ditangani secara baik di sana.

“Dua-duanya baik. Hanya luka gores saja. Faktor cuaca yang buruk membuat keduanya tak bisa kita evakuasi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, untuk mendapat perawatan medis secara penuh,” ungkapnya, Rabu (12/12/2018).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, hingga saat ini belum ada anggota KKB di Papua yang tertangkap.

Namun demikian, tim gabungan TNI-Polri telah mengidentifikasi “pentolan” kelompok KKB.

“Selain yang sudah di-publish di media, salah satu pelaku yang mengomandoi langsung di lapangan adalah EK. Di atasnya kita sudah berhasil mengidentifikasi panglima tertingginya juga,” kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2018).

Dedi menuturkan, panglima tertinggi yang ia maksud berinisial PU. PU ini diiduga ikut merestui terjadinya penyerangan di Nduga.

“Panglima tersebut atas nama inisial PU dan di bawah kaki-kakinya pun juga memiliki daerah operasi yang ada di Nduga tersebut,” kata Dedi.

Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, KKB di Nduga Papua diduga menggunakan senjata yang didapatkan dari merampas anggota TNI-Polri.

Kurang lebih 50 anggota KKB diduga menggunakan kurang lebih 25 pucuk senjata saat melakukan pembantaian terhadap pekerja PT Istaka Karya pekan lalu.
"Senjata pabrik dari hasil rampasan penyerangan anggota TNI-Polri di wilayah Papua,” kata Dedi Rabu (12/12/2018).

Dedi mengatakan, dari 25 pucuk senjata yang dimiliki KKB, 17 pucuk merupakan senjata laras panjang dan 8 pucuk senjata laras pendek.

Selain dari merampas anggota TNI-Polri, senjata-senjata yang digunakan KKB diduga juga didapatkan dari jalur penyelundupan secara gelap.

“Yang dilakukan kelompok tersebut dengan membeli beberapa senjata di wilayah Papua Nugini maupun di wilayah Filipina,” kata Dedi.

Pasca-penyerangan KKB di Pos TNI Kali Yigi, Dandim 1702/Wamena, Letkol Inf Chandra Adianto, menegaskan, kondisi di sana sudah berangsur kondusif dan aman.

Proses pencarian terhadap empat orang korban masyarakat sipil yang bekerja di PT Istaka Karya masih terus dilakukan.

“Sudah aman di sana. Tidak ada gangguan hari ini,” katanya singkat.

Seperti diketahui, kelompok bersenjata di Papua, Minggu (2/12/2018), pimpinan Egianus Kogoya, membunuh 20 orang Kabupaten Nduga.

Para korban terdiri dari 19 pekerja proyek Trans Papua, tepatnya jembatan Kali Yigi-Kali Aurak dan 1 orang personel TNI.

Sumber: KOMPAS.com (John Roy Purba, Reza Jurnaliston, Amran Amir)

https://regional.kompas.com/read/2018/12/13/17384701/fakta-pembunuhan-pekerja-di-nduga-papua-dugaan-asal-senjata-hingga-aparat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke