Salin Artikel

Unyil Melahirkan, Taman Satwa Cikembulan Tambah Koleksi Orangutan

GARUT, KOMPAS.com - Sejak 10 November 2018, kesibukan para penjaga satwa dan tim medis di Taman Satwa Cikembulan (TSC) bertambah. Pasalnya, Unyil seekor orangutan betina yang ada di TSC melahirkan satu bayi orangutan betina.

"Kami terus pantau kondisi kesehatannya sejak pertama melahirkan, Alhamdulillah sekarang sudah mau menyusu dari ibunya langsung," jelas Rudy Arifin, pimpinan TSC saat ditemui Selasa (12/12/2018) di depan kandang orangutan TSC.

Unyil sendiri, beberapa hari sebelum melahirkan memang sudah dipindahkan ke kandang isolasi.

Pemindahan ini, menurutnya, dilakukan setelah melihat Unyil menunjukan gejala-gejala akan melahirkan.

"Dia (Unyil) juga sudah seperti minta dipindahkan ke kandang isolasi, makanya dipindahkan. Tidak lama kemudian, pagi-pagi tepat tanggal 10 November, kami lihat dia sudah melahirkan," katanya.

Rudy menuturkan, meski usia bayi orangutan sudah lebih dari satu bulan, pihaknya terus melakukan pemantauan intensif terhadap Unyil dan bayinya.

Unyil pun mendapat tambahan makanan dan vitamin untuk memastikan bisa menyusui anaknya.

"Kami masih belum kasih nama, kami berharap bupati mau memberi nama sekaligus menjadi orangtua angkatnya," kata Rudi.

Kepala tim medis TSC dr Dian Tresnowikanti menyampaikan, sampai saat ini kondisi bayi orangutan yang baru dilahirkan terlihat cukup sehat.

Apalagi, saat ini sang bayi terlihat sudah mulai menyusu dari induknya.

"Proses kelahirannya alami, kami bantu potong tali pusatnya saja, sekarang kami pantau kesehatannya dan beri vitamin tambahan," katanya.

Proses perawatan bayi orang utan agar bisa melalui fase kritis pascamelahirkan bisa berlangsung cukup lama.

Pemantauan kesehatan yang intensif bisa memakan waktu hingga dua tahun agar bayi orangutan tersebut akhirnya bisa bertahan hidup.

Kepala Seksi KSDA wilayah V Garut Purwantono mengapresiasi lahirnya bayi orangutan di TSC. Dengan kelahiran bayi tersebut, koleksi orang utan di TSC saat ini bertambah menjadi 6 ekor.

"Ini bukan yang pertama ya, tahun 2014, di TSC juga lahir satu bayi orangutan dari induk yang berbeda dan sampai saat ini bisa bertahan," katanya.

Purwantono melihat, kelahiran dua bayi orang utan dalam kurun waktu 4 tahun ini, juga bisa menjadi indikator orangutan yang ada di TSC mendapat tempat dan perawatan yang baik hingga merasa nyaman dan bisa berkembang biak.

"Orangutan kan termasuk satwa yang sangat dilindungi dan upaya pelestariannya menjadi perhatian pemerintah, pengembangbiakannya pun tidak mudah. Karenanya kami sangat mengapresiasi kesuksesan TSC," kata Purwantono.

TSC sendiri, awalnya memiliki koleksi 4 orangutan dewasa. Satu diantaranya adalah pejantan berusia 10 tahun dan tiga betina. Dua dari tiga betina yang ada, masing-masing telah melahirkan satu ekor bayi setelah dikawin oleh satu pejantan yang ada.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/13/06121251/unyil-melahirkan-taman-satwa-cikembulan-tambah-koleksi-orangutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke