Salin Artikel

Mengunjungi Tombak Sulu-sulu, Gua Kelahiran Sisingamangaraja I (1)

Tanah yang subur menjadikan tempat di Desa Marbun Tonga Marbun Dolok, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, itu sangat laik untuk bercocok tanam.

Begitu juga dengan hamparan padi menjadikan pemandangan nan elok ketika berkunjung ke sini.

Suasana sejuk siang di bawah lembah Bakkara ditambah rintik hujan menjadikan kondisi cuaca begitu dingin. Semua masyarakat sekitar nampaknya telah terbiasa dengan dinginnya lembah Bakkara. 

Mereka terlihat hanya memakai selembar baju kaos biasa tanpa menggunakan jaket untuk menghangatkan tubuh. Anak kecil yang masih memakai seragam sekolah nampak sedang bermain di pondok batu tepat di tempat ketinggian.

Dari atas ketinggian tersebut, pemandangan cantik perkampungan dibawah lembah Bakkara sangat jelas terlihat.

Sesekali sekelompok anak kecil tanpa alas kaki itu memutar di lokasi tersebut sembari ketawa riang. Hutan rindang berbentuk pintu rimba terlihat di samping perkampungan.

Hutan itu disebut pintu gerbang menuju gua kelahiran Raja Sisingamangaraja I. Masyarakat sekitar menyebut gua tersebut Tombak Sulu-sulu.

Pepohonan dan akar yang teruntai ke bawah menjadikan tempat menuju gua tersebut menjadi tempat yang sangat suci bagi warga sekitar.

Bahkan, untuk memasuki lokasi tidak boleh memakai alas kaki walaupun terhampar bebatuan tajam yang harus dilewati ketika menapakkan kaki.

Pengunjung pun harus berjalan pelan agar telapak kaki tak tergores karena bebatuan yang begitu tajam dan licin.

Setelah melewati bebatuan terjal dan licin, akan terlihat terlihat gua yang cukup besar. Terdapat sesajian seperti jeruk purut dan telur diletakkan di samping batu berbentuk meja.

“Itu jangan diambil,” kata Ronald Lumbanbatu, penjaga gua, kepada Kompas.com.

Kepercayaan warga setempat, sesajen itu biasanya dibawa oleh para pengunjung atau peziarah ketika datang ke lokasi tersebut. Para peziarah sebagian besar berdoa untuk Raja Sisingamangaraja.

“Ada juga yang tak ada keturunan, datang ke sini dan berdoa di sini kepada Tuhan. Selain itu mereka juga meminta pertolongan, misalnya ada sakit yang tak kunjung sembuh,” ujar Ronald.

Masuk di depan gua tanpa alas kaki adalah tradisi untuk menjaga kesucian tempat tersebut.

Pantangan lain, warga juga tak diperkenankan membawa makanan haram seperti daging babi dan anjing masuk ke dalam lokasi.

Sebab, menurut Ronald, pantangan itu dilakukan karena Raja Sisingamangaraja menganut ajaran Parmalim.

"Terus jangan berbicara sembarangan, jangan terkejut kalau melihat hal aneh kalau melanggar. Karena ini adalah tempat yang sakral. Ini adalah rumahnya,” ungkap Ronald.

Bersambung ke: Mengunjungi Tombak Sulu-sulu, Gua Kelahiran Sisingamangaraja Pertama (2)

https://regional.kompas.com/read/2018/12/10/06363971/mengunjungi-tombak-sulu-sulu-gua-kelahiran-sisingamangaraja-i-1

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke