Salin Artikel

4 Korban di Selat Malaka Sempat Hubungi Keluarga akan Pulang dengan "Speedboat" dari Malaysia

PEKANBARU, KOMPAS.com - Empat dari sebelas jenazah yang ditemukan di Perairan Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis, Riau, berhasil diidentifikasi.

Mereka adalah, Mimi Dewi (32), Ujang Chaniago (48) warga Sumatera Barat, Marian Suhadi (24) dan Faisal Ardiyanto (25) warga Sumatera Utara.

Keempat jenazah sudah diambil pihak keluarga setelah dilakukan proses identifikasi di RS Bhayangkara Polda Riau.

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga para korban ini, bahwa korban sebelum ditemukan meninggal dunia akan berangkat dari Malaysia menuju Indonesia melalui jalur laut menggunakan speedboat.

"Berdasarkan keterangan keluarga dari empat korban yang teridentifikasi dan mengambil jenazah, rata-rata pengakuan keluarga dihubungi oleh korban bahwa korban sama-sama dari Malaysia akan berangkat ke Indonesia pada hari Rabu (21/11/2018) lalu. Jadi itu sementara yang kita dapatkan dari hasil pemeriksaan," ungkap Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto, kepada wartawan, Sabtu (8/12/2018).

Namun demikian, Sunarto mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab kematian para korban tersebut.

"Beberapa keterangan yang kita dapat, bahwa mereka (korban) memang sama-sama berangkat dari Malaysia ke Indonesia menggunakan speedboat," kata Narto.

Pengakuan keluarga korban Mimi Dewi, sebelum berangkat ke Indonesia, korban sempat menghubungi keluarganya di Dumai.

Saat itu, Mimi akan pulang bersama dengan seorang anaknya yang masih balita. Namun, anak korban hingga kini belum ditemukan.

"Pengakuan keluar dari Mimi Dewi, korban sebelum berangkat ke Indonesia, dia dijemput oleh seseorang di Malaysia berinisial A. Tapi, kita belum tahu siapa A ini. Masih kita cari," sebut Sunarto.

Kemudian pengakuan yang sama disampaikan oleh keluarga Ujang Chaniago, jenazah yang pertama kali teridentifikasi.

"Keluarga Ujang Chaniago juga mengaku dihubungi oleh korban sebelum berangkat ke Indonesia menggunakan speedboat," sambung dia.

Pengakuan keluarga Marian Suhadi juga menyebutkan korban sempat menghubungi keluarganya di Sumut, bahwa akan pulang ke Indonesia menggunakan speedboat.

Namun, setelah beberapa hari kemudian, nomor ponsel korban sudah tidak aktif.

"Pihak keluarga mencoba menghubungi korban kembali, tapi nomor handphone tidak aktif. WhatsApp juga tidak aktif," kata Sunarto.

Terakhir, keluarga Faisal Ardiyanto yang datang dari Deli Serdang, Sumut, ke Pekanbaru, untuk memastikan jenazah yang ditemukan menyebut, Faisal sempat menelepon dan mengirimkan foto ke keluarganya sebelum pulang ke Indonesia.

"Korban mengirimkan swafoto ke keluarganya. Sehingga, dicocokkan baju yang dipakai korban saat berfoto dan setelah ditemukan meninggal dengan baju yang sama," sebut Narto.

Selain pencocokan data properti dan medis, Tim Disaster Victim Investigation (DVI) RS Bhayangkara juga melakukan pencocokan data antemortem dan postmortem.

"Dari pencocokan seluruh data, hasilnya sama dengan keluarga korban yang datang melapor ke RS Bhayangkara Polda Riau," ungkap dia.

Saat ini, masih ada enam jenazah lagi yang belum diketahui identitasnya. Tim DVI juga bekerja sama dengan Tim Inafis Polda Riau.

Sementara untuk mengungkap kasus ini, pihaknya turut bekerja sama dengan LO Polri di Konsulat Indonesia di Malaysia.

"Sejauh ini, tim yang dibentuk jajaran Polres Bengkalis masih menyelidiki kasus temuan mayat di Selat Malaka ini," ujar Narto.

Dia mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga, agar dapat melapor ke RS Bhayangkara Polda Riau, di Jalan Kartini, Pekanbaru.

Sebelumnya, sebelas jenazah ditemukan di Perairan Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti, Riau, dalam sepekan yang lalu.

Para korban yang ditemukan ini, kondisi tubuhnya sudah rusak dan sulit dikenali wajahnya.

Sebagian korban ditemukan para nelayan dan juga oleh petugas gabungan dari kepolisian, TNI, Basarnas, dan BPBD, saat melakukan penyisiran di laut.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/08/12454071/4-korban-di-selat-malaka-sempat-hubungi-keluarga-akan-pulang-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke