Dedi Mulyadi: Hentikan Bicara tentang Masa Lalu...

"Biasanya orang selalu bercerita tentang masa lalu adalah orangtua yang sudah pikun. Mirip ayah saya dulu yang usianya sudah 80 tahun lebih. Kalau bertemu selalu berbicara tentang pengalamannya saat perang karena ayah saya adalah seorang prajurit," kata Dedi kepada Kompas.com, Sabtu (24/11/2018).

Menurut Dedi, wajar orang tua selalu mengenang masa lalu karena memang sudah tidak mungkin menatap masa depan. Cerita tentang masa lalu cukup didengarkan saja dan dihormati karena itu adalah bagian dari sejarah. Tetapi, kata Dedi, jika masa lalu ingin dihadirkan kembali ke masa sekarang, itu terbilang naif.

"Jadi hentikan membicarakan tentang masa lalu, mari songsong masa depan. Orang yang menyesali perubahan dan selalu ingin kembali ke masa lalu itu adalah orang yang tak punya kehidupan untuk masa depan," kata Dedi.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, baginya Bung Kano berhasil meletakkan dasar-dasar kenegaraan yang baik. Begitu juga Soeharto sukses meletakkan dasar pembangunan dan tata pemerintahan yang baik.

"Sedangkan saat ini kita sudah berhasil melakukan pengelolaan negara yang baik, dengan sistem demokrasi terbuka serta pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel," jelasnya.

Menurutnya, pemimpin yang ingin meniru gaya Soeharto dulu belum tentu bisa bertahan di zaman sekarang. Sebab, zaman sekarang ini, untuk melakukan sesuatu itu penuh dengan tantangan dan kritik, dan diperlukan keberanian diri untuk mengambil keputusan dengan berbagai risiko.

"Kalau di zaman Pak Harto, pemerintah melakukan apa saja sangat mudah. Apa yang tidak mudah dilakukan pemerintah karena pemerintah bisa menguasai birokrasi. Bahkan, militer bisa digerakan ke politik. Tidak ada kekutaan lain yang mengontrol karena negara begitu kuat," tandas ketua DPD Golkar Jawa Barat ini.

Oleh karena itu, Dedi mengajak masyarakat untuk selalu optimistis menatap masa depan. Sebab, dengan optimisme dan kerja keras, berbagai rintangan menuju masa depan bisa dilalui dengan baik.