Salin Artikel

5 Bencana Banjir di Sejumlah Daerah, Pengungsi Gempa Terkena Banjir hingga 7 Desa Terendam

KOMPAS.com - Bencana banjir dan longsor melanda sejumlah daerah di awal musim hujan.

Setidaknya 3 kecamatan di Kota Bekasi tergenang banjir dan membuat aktifitas warga terganggu.

Sementara itu, banjir dan longsor menerjang wilayah Kabupaten Pangandaran dan membuat ribuan warga terpaksa mengungsi. 

Sejumlah warga di Kota Palembang pun terpaksa mengungsi karena banjir merendam rumah mereka.

Berikut sejumlah daerah yang mengalami bencana banjir dan longsor.

Ribuan pengungsi gempa yang berada lapangan bola kKota Mamasa, terendam banjir setelah diguyur hujan selama hampir tiga jam, Selasa (13/11/2018) dini hari.

Seperti diketahui, warga Desa Lambanan, Mamasa, memilih mengungsi ke lapangan bola di Kota Mamasa karena rentetan gempa mengguncang beberapa waktu lalu.

Namun, saat warga tertidur di tenda darurat bersama keluarga di tengah guyuran hujan, banjir menerjang mereka.

Dala kondisi panik, para pengungsi pun menyelamatkan keluarga dan barang-barang mereka dan pindah ke tribun atau panggung.

Banjir menerjang tenda mereka saat warga tengah tertidur lelap.

“Umumya pengungsi sedang tertidur tiba-tiba tikar dan tendanya terendam banjir, kami terpaksa mengungsi cari tempat aman,” jelas Yunei kepada Kompas.com, Selasa (13/11/2018) dini hari.

Banjir dan longsor terjadi di Kabupaten Pangandaran khsusunya di beberapa kecamatan, yakni Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Cijulang, dan Parigi.

Banjir telah terjadi sejak Senin (12/11/2018) dan ketinggian air bervariasi. Namun sebagian besar, tinggi banjir mencapai 80 centimeter.

Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Pangandaran, Nana Ruhena mengatakan, banjir sebelumnya sudah surut, namun lantaran hujan kembali mengguyur Pangandaran, air kadang kembali bertambah dan merendam permukiman.

Saat ini saja beberapa desa masih terendam banjir, seperti di Desa Pananjung dan Babakan.

"Yang terparah di dua desa ini, yakni di Desa Pananjung dan Desa Babakan," katanya yang dihubungi Kompas.com, Rabu (14/11/2018).

Tiga kecamatan di Kota Bekasi dilanda banjir Minggu (11/11/2018) siang setelah hujan deras mengguyur wilayah itu.

Koordinator Pusdalops BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Bekasi Aditya mengatakan, tiga kecamatan yang terendam banjir tersebut yakni Kecamatan Jatiasih, Rawalumbu, dan Bantargebang. Ia mengatakan, ketinggian air berbeda-beda di tiap kecamatan.

"Di Jatiasih di perumahan Pondok Gede Permai tingginya kurang lebih 60 sentimeter. Paling tinggi itu di Kantor Kecamatan Jatiasih dan SMPN 9, itu kurang lebih satu meter," kata Aditya.

Di kecamatan Rawalumbu banjir terjadi di sejumlah lokasi, antara lain di Kelurahan Bojong Menteng.

"Di Bojong Menteng itu ada empat titik, rata-rata tingginya 60 sentimeter. Kemudian dari jembatan 3 hingga jembatan 13 Rawalumbu itu kurang lebih 60 sentimeter juga," kata Aditya.

Sementara di Bantargebang, banjir menggenang di akses jalan menuju Bantargebang di Jalan Raya Siliwangi hingga kantor Kecamatan Bantargebang.

Ketinggian banjir di sepanjang jalan tersebut mencapai 60 sentimeter. Arus lalu lintas pun terhambat di sejumlah wilayah yang terendam banjiir terebut.

Tujuh desa di Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah, terendam banjir akibat hujan berjam-jam yang terjadi pada hari Senin (12/11/2018).

Tujuh desa yang terdampak adalah Desa Nusawungu, Klumprit, Kedungbenda, Banjareja, Nusawangkal, Karangsembung, Purwodadi.

Kepala UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kroya, Cilacap, Gunardi melalui keterangan tertulis, Selasa (13/11/2018) mengatakan, saat ini ketinggian air berkisar antara 10-70 sentimeter.

"Air yang menggenangi wilayah Kecamatan Nusawungu merupakan luapan dari Sungai Jambe dan Sungai Sibelis," kata dia.

Lalu Gunardi merinci, dari tujuh desa tersebut, air sudah masuk ke sedikitnya 356 rumah. Jika hujan terus berlanjut, kata dia, maka ada sekitar 2.281 rumah yang terancam tergenang.

"Sementara aktivitas warga masih berjalan, kami mengimbau warga untuk waspada ketika hujan kembali turun dengan intensitas tinggi," tutur dia.

Hujan semalaman yang melanda kota Palembang, Sumatera Selatan, membuat 17 kecamatan terendam banjir, pada hari Selasa (13/11/2018).

Banjir terjadi diseluruh titik kota Palembang dan merendam seluruh jalan protokol. Seperti yang terlihat di jalan Basuki Rahmat tepatnya dibawah jembatan flyover simpang Mapolda Sumatera Selatan.

Banjir sekitar 40 cm merendam seluruh badan jalan dengan ketinggian air hingga satu lutut orang dewasa.

Hal itu membuat kendaraan baik roda dua maupun roda empat macet karena kemasukan air.

Begitu juga yang berada di Jalan Letnan Simanjuntak, Kelurahan Palembang. Banjir hingga ketinggian 60 cm merendam seluruh rumah warga.

Masuknya air hingga ke dalam rumah, membuat sebagian warga terpaksa mengungsi ke tempat keluarga yang tak terendam banjir.

Tak sedikit juga warga terpaksa menginap untuk beristirahat di dalam masjid yang ada disekitar.

"Dari semalam tidak tidur, karena mengamankan barang-barang agar tak terkena air. Sebagian ada juga mengungsi di masjid karena tidak memungkinkan tidur dirumah," kata Soemarno.

Sumber: KOMPAS.com (Aji YK Putra, M Iqbal Fahmi, Dean Pahrevi, Agie Permadi, Junaedi)

https://regional.kompas.com/read/2018/11/15/15095421/5-bencana-banjir-di-sejumlah-daerah-pengungsi-gempa-terkena-banjir-hingga-7

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke