Salin Artikel

"Aku Tak Tahu Rencana Allah, Hanya Berdoa agar Tahu di Mana Anak-anak Sekarang..." (3)

Setibanya di Palu, Henita langsung mencari kedua anaknya, Rachel Arnee Putri dan Aldo Ramadhan, di pengungsian yang ada di bandara. Namun, keduanya tak terlihat.

Dari bandara, Henita lalu langsung berangkat ke Petobo untuk melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi.

Betapa terkejutnya dia ketika melihat kondisi Petobo. Hatinya ciut.

Dia lalu memberanikan diri naik ke atas. Kondisi tanah yang masih lembek dan gempa kecil terus terjadi, tapi dia tak peduli.

Sepanjang mata memandang, dia hanya melihat hamparan tanah kosong. Tak ada lagi permukiman penduduk di Petobo, termasuk rumah yang ditinggalinya bersama suami dan empat anaknya. Semua hilang tak berbekas. Petobo berganti rupa.

“Saya hanya berdiri terpaku, saya teriak sekeras-kerasnya. Saya panggil nama Rachel dan Aldo. Saya tidak tahu apa rencana Allah. Saya kemudian memanjatkan doa agar Allah SWT memberikan petunjuk keberadaan anak-anak saya, apakah mereka terkubur di sini atau ke mana saya tidak tahu,” ujar Henita.

Dia sangat menyesal mengapa saat kejadian dia tak sedang bersama dengan suami dan anak-anaknya. Di dalam hati kecilnya, dia yakin bahwa dua anaknya ini masih hidup. Dia yakin anak-anaknya melarikan diri saat bencana terjadi.

Henita menuturkan, saat itu, dia kemudian bertemu suaminya, Muhammad Akbar. Suaminya bercerita, setelah kejadian gempa dan Petobo, dia berusaha mencari Rachel dan Aldo.

Dia sempat bertemu pemilik bengkel langganan dan tempat nongkrong Aldo. Kata suami saya, Daeng sang pemilik bengkel sempat melihat Aldo dan Rachel berlari menyelamatkan diri saat kejadian.

“Suamiku bersyukur. Alhamdulillah, berarti selamat mereka, kata suamiku," tutur Henita.

Proses pencarian kemudian dilanjutkan lagi. Akbar, lanjut dia, mencari kembali kedua putra putrinya ke semua tempat pengungsian di Petobo, tetapi tak kunjung ketemu. Begitu terus berlangsung selama tiga hari.

Bersambung ke halaman dua: Banyak yang mengaku melihat anak-anaknya...

“Tapi karena hari sudah mulai gelap, mereka bilang mereka sudah tidak perhatikan lagi Rachel dan Aldo. Karena semua orang panik saat kejadian itu,” ujarnya.

Henita tak putus asa. Dia terus mencari buah hatinya. Hingga kemudian dia bertemu temannya Rachel. Dia mengaku agak lupa dengan nama temannya itu.

Teman anaknya itu mengaku sempat bertemu dengan Rachel pada tanggal 1 Oktober 2018 di Jalan Basuki Rahmat arah ke bandara. Mereka jalan berempat, satu orang laki-laki tinggi, dan tiga orang lainnya, Rachel dan dua perempuan yang tidak dikenalnya.

“Saya yakin laki-laki yang dibilang (tinggi) itu anak saya. Saya tahu memang Aldo lebih tinggi dari Rachel, kakaknya. Tapi saya terus lagi cari di tempat pengungsi tapi tidak ketemu,” tambah dia.

Informasi yang menyebutkan bahwa anaknya masih hidup terus berdatangan. Ada yang mengatakan nama Aldo ada dalam nama korban gempa Palu di RS Dr Wahidin Makkasar lalu dia pun mencari hingga ke Makassar. Namun, nihil.

Kemudian ada yang mengatakan melihat Rachel terbang ke Jakarta menumpang pesawat Hercules. Dia mengecek, tetapi tak kunjung ada kabar gembira.

 Sudah sebulan berlalu, Henita belum bisa memeluk Rachel dan Aldo.

“Saya pasrah, saya tidak tahu harus mencari ke mana lagi. Saya hanya berharap mereka tetap baik-baik saja di manapun berada. Di November ini, selain Rachel, Aldo juga akan merayakan ulang tahunnya yang ke-18 pada 30 November nanti. Saya tetap berharap semua yang terbaik buat anak-anakku,” katanya.

TAMAT

https://regional.kompas.com/read/2018/11/14/11500031/aku-tak-tahu-rencana-allah-hanya-berdoa-agar-tahu-di-mana-anak-anak-sekarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke