Salin Artikel

Fakta Baru Tragedi Lion Air JT 610, Doa dan Tabur Bunga Keluarga Korban hingga VCR Belum Terlacak

KOMPAS.com - Pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 terus dilakukan petugas.

Hingga saat ini, kurang lebih 164 kantong jenazah telah berhasil dievakuasi dari perairan Tanjuang Karawang dan sekitar lokasi kecelakaan.

Sementara itu, berdasar penyelidikan KNKT, setidaknya 4 penerbangan terakhir Lion Air mengalami masalah tentang petunjuk kecepatan.

Berikut ini fakta baru terkait pencarian dan penyelidikan kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.

Dari hari pertama evakuasi hingga Senin (5/11/2018) pukul 20.30 WIB, tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sudah menerima 164 kantong jenazah penumpang Lion Air JT 610 registrasi PK-LQP.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, 26 kantong jenazah diterima RS Polri pada Senin malam.

"Bertambah 26 kantong sehingga jumlah saat ini menjadi 164 kantong dan diserahkan ke RS Polri guna proses identifikasi," kata Danang dalam keterangan tertulis, Selasa (6/11/2018).

Seperti diketahui, pesawat yang membawa 188 penumpang dan sejumlah awak kabin tesebut jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, 13 menit setelah mengudara.

Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur mengidentifikasi 13 korban kecelakaan pesawat Lion air PK-LQP pada Senin (5/11/2018).

"Tim DVI berhasil mengidentifikasi total 13 penumpang pesawat Lion air JT 610," kata Kepala Bidang DVI Mabes Polri Kombes drg. Lisda Cancer di RS Polri, Senin malam.

Lisda mengatakan, hasil identifikasi hari ini berdasarkan 24 kantong jenazah yang diterima pada Senin (29/10/2018).

Dengan demikian, total jumlah yang sudah teridentifikasi hingga Senin adalah 27 penumpang.

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, belum tahu kapan pencarian cockpit voice recorder (VCR) pesawat Lion Air JT 610 diakhiri.

"Soal kapannya kami belum menentukan. Kalau sudah maksimal, nanti kami akan kasih tahu keluarga korban," kata Soerjanto saat konferensi pers di gedung KNKT, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Seandainya VCR tak ditemukan, lanjutnya, pihak pertama yang diberitahu adalah keluarga korban. Adapun hingga hari ini, pencarian VCR terus dilakukan meskipun Kapal Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang digunakan pencarian tersebut kembali ke dermaga.

Sebelumnya, sinyal VCR tersebut terdeteksi namun sangat lemah.

"Sinyal lemah, hilang-enggak hilang-enggak. Namun tetap dicari, kami akan diskusikan strateginya karena VCR sangat penting mengungkap secara pasti penyebab kecelakaan," papar Soerjanto.

Ia menambahkan, jika berhasil ditemukan, VCR akan melengkapi data dari Flight Data Recorder guna menyingkap beragam suara di dalam pesawat.

Di antaranya seperti suara peringatan (warning alert), pembicaraan di cockpit, dan sebagainya.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi kembali membawa sejumlah bagian pesawat Lion Air PK-LQP penerbangan JT 610 dari Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (5/11/2018) sore.

Investigator KNKT Ardi Gunawan menyatakan, bagian-bagian pesawat tersebut dibawa ke Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran di kawasan Kalijabat, Jakarta Utara. Bagian-bagian pesawat tersebut nantinya diperiksa menyusul pemeriksaan black box pesawat yang baru ditemukan sebagian.

"Diselidiki cuma nanti, yang penting itu kan cuma yang FDR dan CVR dibawa ke kantor KNKT. Selain itu, kami bawa ke BTKP, karena kan kami enggak ada tempat, kami kan masih numpang," kata Ardi di Dermaga JICT.

Bagian-bagian pesawat yang dibawa oleh KNKT umumnya berasal dari bagian di sekitar roda, mulai dari rodanya hingga struktur landing gear.

"Ini roda bagian depan, kawat putih itu strukturnya landing gear, kawat penyangga rodanya. Kalau ban pesawat kan naik turun tuh, nah itu strukturnya yang menempel ke roda," ujar dia.

Doa bersama keluarga penumpang Lion Air PK-LQP penerbangan JT 610 digelar di lokasi jatuhnya pesawat itu di perairan Karawang, Selasa (6/11/2018).

Deputi Operasi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Nugroho Budi Wuryanto mengatakan, kegiatan doa bersama itu digelar supaya keluarga penumpang melihat langsung dan memahami kondisi di lokasi pencarian.

"Besok kegiatan kita adalah doa dan tabur bunga bersama yang difasilitasi oleh TNI Angkatan Laut. Nanti kita akan berdoa bersama di TKP, sehingga diharapkan keluarga korban dapat mengerti dan melihat langsung di lokasi," kata Nugroho di Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (5/11/2018).

Lalu, proses pencarian dilakukan setelah acara doa bersama selesai digelar.

"Setelah itu baru melanjutkan pencarian korban khususnya, jadi kami masih konsentrasi pada pencarian korban baik di dasar laut sejauh radius 250 meter," ujar Nugroho.

Area pencarian akan diperlebar menjadi 15 kilometer serta melibatkan TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. 

"Mudah-mudahan masih ada yang bisa kami temukan dan memberikan keyakinan pada keluarga korban kalau kita kerja all out," kata dia.

Sumber: KOMPAS.com (Ardito Ramdhan, Christoforus Ristianto, Dean Pahrevi)

https://regional.kompas.com/read/2018/11/06/16120911/fakta-baru-tragedi-lion-air-jt-610-doa-dan-tabur-bunga-keluarga-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke