Sejumlah anggota keluarga korban turut hadir untuk melakukan penyambutan.
"Beliau anak pertama dari tujuh bersaudara. Dulunya beliau pegawai PT Koba Tin di Bangka Tengah," kata salah satu adik korban bernama Harli di posko bandara Depati Amir, Senin (5/11/2018).
Dia menuturkan, tiga adik korban turut hadir menunggu di bandara. Namun, isteri korban tidak hadir karena masih berduka.
"Istri beliau menunggu di rumah. Mau ke sini (bandara) tapi masih berduka," ujar Harli.
Harli mengungkapkan, sebagai anak sulung, korban menjadi panutan bagi saudara-saudaranya yang lain.
Selain memberi solusi terhadap persoalan keluarga, korban juga kerap membantu materi bagi keluarga yang membutuhkan.
"Ketika ada musibah kami cukup terkejut. Karena korban jarang bepergian jauh," beber Harli.
Menurut dia, korban diketahui berada di Jakarta untuk bertemu anak-anaknya.
Pada saat kejadian naas, Senin (29/10/2018) itu, korban pun dalam perjalanan pulang ke Bangka.
"Nanti jenazah beliau disemayamkan satu hari dan dimakamkan di daerah Koba, Bangka Tengah," tutup Harli.
https://regional.kompas.com/read/2018/11/05/10150051/karmin-korban-lion-air-sulung-dari-7-bersaudara-yang-selalu-jadi-panutan