Salin Artikel

Perjuangan Gus Qonik Mempekerjakan Pengangguran dan Jebolan Lapas...

Para pemuda pengangguran, putus sekolah, hingga jebolan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dia rangkul. Selanjutnya, mereka diajak bekerja bersama membuat kreasi tas spunbond.

Gus Qonik, sapaan akrabnya, berasal dari Pesantren Ndresmo, Surabaya. Saat ini, pria kelahiran 1978 itu tinggal di Dusun Rembuk Wangi, Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Sejak 7 tahun lalu, Gus Qonik mengumpulkan para pemuda pengangguran dan putus sekolah yang tercecer di kampung tempat tinggalnya. Mereka lantas diberikan pembekalan agar terampil membuat tas spunbond.

Tas spunbond yang diproduksi merupakan tas berbahan kain dan kini menjadi salah satu jenis tas yang akrab digunakan warga saat menggelar hajatan sebagai tas pengganti plastik.

Awalnya, hanya beberapa orang pemuda yang bisa diajak bergabung. Berkat keuletannya, saat ini terdapat 48 orang yang dulunya pengangguran, putus sekolah, hingga keluaran Lapas, ikut bergabung bersamanya.

Puluhan pemuda dari Desa Watudakon dan desa lainnya itu, kini bekerja bersama-sama dengan peran dan tugas masing-masing.

Mereka menjalankan aktivitas produksi tas spunbond di samping rumah Gus Qonik dan bersebelahan mushala.

"Ada yang bagian memotong (kain), ada yang nyablon, ada juga yang ngepak (mengepak). Masing-masing punya bagian," tutur Gus Qonik, saat ditemui di kediamannya.

Aktivitas tersebut, lanjut Gus Qonik, membuat puluhan pemuda itu menjadi orang yang produktif dengan penghasilan rata-rata di atas UMK.

"Kalau sekarang jumlahnya 48 orang. Pendapatan mereka sudah di atas UMK," beber bapak dua anak ini.

Memproduksi tas spunbond, menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tersebut untuk 'membebaskan' pemuda putus sekolah dan eks narapidana dari jerat pengangguran.

Selain mampu mengentaskan puluhan pemuda dari jeratan pengangguran, apa yang dia lakukan ini juga mampu mengkaryakan ratusan ibu-ibu rumah tangga di desanya.

Dalam usahanya memproduksi tas Spunbond, ratusan ibu rumah tangga terlibat dalam kegiatan menjahit tas di rumah masing-masing.

Dalam kesehariannya, Gus Qonik dikenal sebagai pengasuh Jam'iyah Manaqib dan Istighosah. Pengajian rutin digelar setiap 1 minggu sekali.

Dalam usahanya mengentaskan puluhan pemuda putus sekolah hingga jebolan Lapas dari jerat pengangguran, dia juga mengajak seluruh pemuda yang ikut bersamanya untuk memperdalam ilmu agama Islam.

"Kalau siang bekerja, lalu kalau malam mengaji. Seluruh aktivitas harus kita seimbangkan," tutur dia.

Menurut dia, untuk menciptakan generasi yang baik dan tidak mudah tergoda hal negatif, penguatan spiritual dan pembekalan untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia harus diberikan secara berimbang.

"Anak muda itu kalau tidak ada kegiatan, tidak kita ajak untuk berkarya dan tidak kita bekali dengan ilmu yang cukup, akan mudah terjebak pada hal-hal negatif. Kita ingin menjaga agar itu (kegiatan negatif) tidak terjadi," ujar pria kelahiran Surabaya ini.

https://regional.kompas.com/read/2018/11/01/18033471/perjuangan-gus-qonik-mempekerjakan-pengangguran-dan-jebolan-lapas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke