Salin Artikel

4 Fakta Sekolah Kebangsaan di Surabaya, Risma Ingatkan Bahaya Gawai hingga Perjuangan di Era Milenial

KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menularkan nasionalisme bagi ratusan siswa di Surabaya melalui sekolah kebangsaan.

Sekolah yang digelar setiap tahun pada bulan Nobember itu mengajak para siswa mengenang dan meneladani rasa cinta tanah air para pejuang kemerdekaan.

Menjelang Hari Pahlawan pada 10 November menjadi momentum tepat warga Kota Pahlawan untuk menyelenggarakan sekolah kebangsaan tersebut.

Berikut fakta lengkapnya.

Sekolah kebangsaan tersebut digelar untuk mewariskan semangat cinta tanah air kepada generasi muda era kekinian.

Kegiatan Sekolah Kebangsaan itu dikemas seperti kegiatan belajar mengajar dan digelar di Museum Tugu Pahlawan, Kamis (25/10/2018).

Kegiatan tersebut dihadiri ratusan pelajar di Kota Surabaya, mulai pelajar tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat itu hadir menjadi pengajar dan berkisah tentang perjuangan para pahlawan dan berbagi semangat kepahlawanan.

Risma menekankan pentingnya diadakan Sekolah Kebangsaan agar anak-anak mengerti kemerdekaan yang diraih bukan karena diberi, tetapi dari hasil perjuangan para pahlawan.

"Kalian bisa bersekolah dan beraktivitas seperti sekarang, karena hasil perjuangan. Karena itu, sudah seharusnya kalian meneruskan perjuangan para pahlawan. Tentunya tidak dengan mengangkat senjata, melainkan dengan belajar agar sejajar dengan bangsa lain," kata Risma.

Selain itu, keberanian para pejuang melawan penjajah juga patut dicontoh.

Dengan demikian, tidak ada lagi penjajahan model baru seperti kemiskinan dan kebodohan yang akan dialami generasi penerus bangsa Indonesia.

"Para pahlawan dulu berani dan mempunyai nyali demi mempertahankan kemerdekaan. Kalian jangan pernah merasa takut atau rendah diri, kalian harus berani berjuang untuk memperebutkan keberhasilan. Apalagi kalian dibekali dengan ilmu pengetahuan, gunakan apa yang kalian miliki untuk kemajuan kalian, orangtua, sesama dan bangsa Indonesia," ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Risma mengimbau para pelajar tidak terus bermain gawai.

Para pelajar diminta mengutamakan tugasnya yaitu belajar agar negara ini tidak dijajah bangsa lain.

"Jangan terlena dengan gadget, itu semua by design untuk menghancurkan bangsa ini. Kalau kalian ingin negara ini tidak dijajah kembali, maka kalian harus bisa membagi waktu jangan hanya main game terus," tutur Risma.

"Waktu ini terbatas, jika kalian terlena maka negara lain akan masuk dan kalian akan menjadi penonton dan tidak bisa berbuat apa-apa," sambung dia. 

Salah satu anggota Legiun Veteran, Samsi (63), turut hadir dalam kegiatan sekolah kebangsaan tersebut.

Samsi mengapresiasi kegiatan tahunan semacam ini dan menurut dia, penting bagi para pelajar yang masih belia untuk mengetahui serta memaknai sikap para pejuang saat melawan penjajah.

"Generasi penerus harus bisa menjadi orang yang cerdas agar tidak dijajah kembali serta mampu menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan antar sesama manusia," kata Samsi.

Sumber: KOMPAS.com (Ghinan Salman)

https://regional.kompas.com/read/2018/10/27/07564321/4-fakta-sekolah-kebangsaan-di-surabaya-risma-ingatkan-bahaya-gawai-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke