Salin Artikel

Begini Hasil Survei Tiga Jalur Pendakian Rinjani Pascagempa Lombok

Pada 3-5 Oktober 2018, petugas gabungan dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), TNI, Polri, dinas pariwisata, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beberapa wilayah di Lombok melakukan survei jalur pendakian di Gunung Rinjani.

Terdapat beberapa alasan mengapa survei baru dilakukan pada tanggal tersebut.

"Menunggu gempa stabil. Kawan-kawan masih trauma, termasuk guide porter. Dan Tim PVMBG sibuk menangani gempa Palu," kata Kepala TNGR Sudiyono kepada Kompas.com, Jumat (19/10/2018) siang.

Dari laporan tertulis yang Kompas.com terima hari ini, survei yang dilakukan menemukan berbagai sarana dalam keadaan rusak. Sejumlah jalur pendakian juga terputus di titik tertentu oleh longsoran tanah.

Berbagai fasilitas yang terdapat  di jalur pendakian yang paling sering dipilih oleh para pendaki ini dalam keadaan rusak, mulai dari ringan hingga berat.

Misalnya Kantor TNGR Resort Sembalun, shelter pendakian, pos jaga, hingga jembatan beton ditemukan dalam kondisi rusak.

Sejumlah 14 titik longsoran dan 11 retakan tanah juga ditemukan di sepanjang jalur ini. Namun, mata air yang terletak di pos II dalam keadaan baik.

Berdasarkan perjalanan yang dilakukan oleh tim survei, mereka hanya mampu berjalan hingga kilometer 7,8. Hal ini karena jalur pendakian terputus di Bukit Penyesalan, sekitar 120 meter sebelum Pelawangan Sembalun.

Dari Jalur Senaru, kerusakan juga diketahui terjadi di beberapa sarana bangunan seperti Kantor TNGR Resort Senaru, shelter, gapura pendakian, pos jaga, dan toilet di Jebag Gawah Senaru.

Sebanyak 14 titik longsor dan retakan tanah juga ditemukan sebagai akibat dari gempa dahsyat yang mengguncang Lombok beberapa bulan lalu itu.

Jalur pendakian di Senaru terputus akibat longsor di bawah Pelawangan Senaru.

Jalur Budaya Torean

Jalur yang satu ini sebetulnya tidak termasuk dalam jalur resmi pendakian Rinjani. Dibutuhkan perizinan khusus untuk melewatinya.

Namun, jalur ini termasuk salah satu yang turut disurvei oleh tim gabungan awal Oktober lalu.

Hasil survei menunjukkan 12 titik longsor dan retakan tesebar di sepanjang jalur. Kemudian, jalur pendakian terputus karena adanya longsor di jalur sebelum air terjun  Penimbungan.

Keadaan ini tidak dimungkinkan untuk adanya pembukaan jalur pendakian dalam waktu dekat. Hal itu pun sudah disampaikan Sudiyono kepada Kompas.com beberapa waktu sebelumnya.

“Pada 2019 baru diusulkan (dana perbaikan), berarti 2020 baru turun anggaran. Artinya pembangunan baru dilaksanakan 2020. Nah, kalau pembangunannya cepat, Oktober, November, Desember baru bisa buka, paling cepat seperti itu," kata Sudiyono.

Untuk informasi lebih lanjut terkait jalur-jalur pendakian Rinjani, masyarakat dapat menghubungi call center Balai TNGR di nomor  0811-283-939 atau akun-akun media sosial Twitter @tnrinjani, Instagram @gunungrinjani_nationalpark, atau Facebook di Taman Nasional Gunung Rinjani.

.

.

.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/19/16044621/begini-hasil-survei-tiga-jalur-pendakian-rinjani-pascagempa-lombok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke