Salin Artikel

Gotong Royong Bangun Huntara untuk Palu, Ini Rancangan dan Bentuknya

KOMPAS.com – Gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang menimpa sebagian wilayah Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu, meluluhlantakkan isi kota dan bangunan yang ada.

Banyak rumah yang selama ini menjadi tempat bermukim masyarakat rusak.

Pasca-bencana, masyarakat ditampung di tenda-tenda pengungsian yang didirikan oleh berbagai pihak. Namun, mengingat musim hujan yang akan segera tiba, tenda-tenda darurat tersebut tidak lagi memungkinkan untuk dijadikan tempat tinggal warga.

Untuk menanggulangi hal itu, berbagai pihak memberikan bantuan dengan mendirikan hunian sementara (huntara) sebagai tempat tinggal sementara sebelum bangunan rumah permanen selesai didirikan.

Beberapa pihak yang turut mendirikan huntara untuk masyarakat Sulawesi Tengah di antaranya adalah sebagai berikut.

Pemerintah, dalam hal ini Kemenerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, membuat hunian sementara (huntara) untuk masyarakat terdampak bencana mengingat musim hujan akan segera tiba.

Sejumlah 1.200 unit huntara akan dipersiapkan oleh pemerintah di tahap pertama ini.

Lokasi-lokasi huntara PUPR berdiri di Kelurahan Duyu, Petobo dan Pengawu, Lapangan Sepakbola Kelurahan Silae, Tipo, Tipo A, Lapangan Kelurahan Buluri, Watusampu, dan Kawatuna. 

Proses pembangunan huntara PUPR diperkirakan memakan waktu selama 2 bulan. Untuk mempercepat pengadaan huntara di Palu, Donggala, dan daerah sekitarnya, PUPR membuka kesempatan kepada pihak lain turut membangun huntara.

Dengan syarat kualitas huntara yang dibangun kurang lebih sama dengan model huntarra PUPR. Hal itu ditujukan untuk meminimalisir timbulnya rasa cemburu antar masyarakat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah turut memberikan bantuan berupa pendirian huntara bagi masyarakat di Palu. Bantuan ini merupakan salah satu program Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah.

Sebanyak 27 orang personel diterjunkan dari berbagai daerah di Jawa Tengah untuk membangun huntara di Petobo, Palu. Mereka dikoordinasikan oleh dr Budi Laksono dan tim.

Hal ini diketahui dari unggahan Instagram @bpbdjateng, Jumat (12/10/2018) lalu.

Jawa Tengah akan menyumbang 100 unit huntara yang didirikan di Petobo Baru, Palu Selatan, dengan masing-masing berukuran 4x3 meter.

Kepala BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana, melalui akun Twitter-nya @sarwapramana, mengunggah kegiatan kerja para tim membangun huntara hingga pukul 22.00.

Kerja lembur harus dilakukan agar huntara segera berdiri dan dapat ditempati oleh masyarakat korban bencana yang saat ini masih ada di posko-posko pengungsian.

Lembaga Amil Zakat Dasi NTB terlihat turut memberikan bantuan berupa huntara untuk masyarakat di Palu, Sulawesi Tengah.

Sistem pemberian bantuan itu memiliki konsep sedekah, yakni unit bangunan yang berasal dari dana umat. Organisasi ini menyediakan paket hunian sementara (huntara) dan villa sementara (villantara) yang ditawarkan kepada para donatur.

Villantara memiliki harga yang sedikit lebih mahal karena material yang digunakan lebih kuat.

Sejauh ini, sudah terdapat 14 huntara yang didirikan di Palu dari beberapa donatur berbeda, dan masih tersisa 6 huntara lainnya yang siap didirikan jika ada donatur yang masuk.

Berdasarkan keterangan di Twitter @DASILOBAR, huntara ke 12,13, dan 14 merupakan donasi dari seseorang bernama Ali dari Jakarta.

.

.

.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/16/14324861/gotong-royong-bangun-huntara-untuk-palu-ini-rancangan-dan-bentuknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke