Salin Artikel

"Tolong Perbaiki Sekolah Kami", Jeritan Siswa SD yang Ketakutan Tiap Hujan Turun

Seluruh bangunan ruang kelas, termasuk ruang guru, rusak parah bahkan nyaris roboh.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, dinding masing-masing kelas yang didominasi oleh papan kayu itu telah keropos dan berlubang di mana-mana. Ventilasi udara dari anyaman kawat juga jamak yang sudah jebol akibat berkarat. Pun demikian dengan meja dan kursi yang telah lapuk.

Siswa-siswi yang polos itu terkadang iseng memanfaatkan lubang-lubang di dinding penyekat itu untuk saling mengintip. 

Bangunan atap dari setiap kelas mengkhawatirkan karena selain tak dilengkapi plafon, material kayu juga sudah usang tergerus usia. 

Untuk memperkokoh, bangunan terpaksa diperkuat dengan tiang penyangga dari bambu. Lantai kelas tak ubahnya seperti jalan karena beralaskan paving.

Sementara itu, meski memiliki plafon, ruang guru dalam kondisi yang tak kalah miris. Bangunan atap nyaris ambrol sehingga harus disangga dengan tiang bambu.

Kerusakan sekolah yang perlahan mulai mengemuka sejak sepuluh tahun lalu itu praktis mengganggu aktivitas belajar mengajar. 

Saat jam pelajaran berlangsung, para murid dan guru dihinggapi perasaan takut jika sewaktu-waktu konstruksi bangunan akan roboh.

Apalagi saat hujan deras turun. Mereka harus sigap menyelamatkan peralatan sekolah dari kebasahan karena bocor di berbagai sudut. 

Kecemasan kian mendera ketika hujan deras itu disertai angin kencang. Tak jarang, mereka diinstruksikan untuk pulang lebih awal.

Kepala SDN 4 Pelem Tri Budiono menuturkan, selama empat tahun menjabat sebagai kepala sekolah, kerusakan bangunan sudah terjadi. Bahkan satu ruang kelas terpaksa dirobohkan karena membahayakan.

"Karena tak ada satu ruang kelas, untuk kelas 1 dan kelas 2 aktivitas belajar mengajar bergantian. Kerusakan bangunan mulai terjadi sepuluh tahun ini. Kondisi kerusakan dan kurangnya ruang kelas ini berdampak negatif karena hanya sedikit murid yang mendaftar di sini," kata Budiono, Senin (15/10/2018).

Pihak SDN 4 Pelem sudah berupaya mengajukan proposal untuk anggaran perbaikan bangunan sekolah kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan.

Hanya saja, hingga saat ini belum juga terealisasi pelaksanaan rehabilitasi bangunan yang rusak tersebut.

"Masih dalam proses katanya," ujar Budiono.

Sementara itu, Mukharom dan Anjar, siswa kelas 2 SDN 4 Pelem, mengaku tidak nyaman mengikuti proses belajar-mengajar dengan kondisi bangunan ruang kelas yang tidak memadai.

Dua bocah mungil ini berharap bangunan sekolah bisa segera diperbaiki sehingga seluruh murid dan guru bisa keluar dari ketakutan.

"Kalau hujan deras dan angin kencang, kami berlari ketakutan. Selain banyak percikan air, kami takut kelas ambruk. Tolong perbaiki sekolah kami biar kami nyaman belajar," ungkap Mukharom.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/15/14145131/tolong-perbaiki-sekolah-kami-jeritan-siswa-sd-yang-ketakutan-tiap-hujan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke