Salin Artikel

BERITA POPULER NUSANTARA: Akhir Pencarian Taufik hingga Perkelahian Wali Kota Prabumulih

KOMPAS.com — Komentar sejumlah tokoh terkait kasus Ratna Sarumpaet menjadi perhatian. Salah satunya komentar dari Ketua Tim Kampanye jokowi-Ma'ruf, Dedy Mulyadi.

Dedi berkomentar, Ratna Sarumpaet dianggap telah menyadarkan masyarakat tentang kelayakan seorang pemimpin.

Selain itu, kisah Syaiful yang mencari keberadaan ibunya di reruntuhan Hotel Roa Roa juga mendapat perhatian pembaca.

Berikut lima berita populer di Kompas.com pada hari Jumat (5/10/2018).

Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menganggap fanatisme buta telah menghilangkan nalar yang berujung dengan kebohongan. Salah satu contohnya adalah kebohongan Ratna Sarumpaet.

Menurut Dedi, menyeret agama ke dunia politik hanya akan melahirkan konflik tak berkesudahan. Untuk itu, fenomena kebohongan Ratna Sarumpaet bisa dijadikan penyadaran bagi masyarakat.

"Ibu Ratna Sarumpaet telah memberikan penyadaran bagi kita tentang siapakah yang paling layak menjadi pemimpin Indonesia," tandas Dedi.

Konsistensi penegakan hukum yang seadil-adilnya dan transparan juga dibutuhkan.

Setelah sekian lama mencari di antara puing dan deretan jenazah pascatsunami, hari Jumat (28/9/2018), M Syaiful (24) belum menemukan Juleha, ibu kandungnya.

Hatinya mulai kecut. Akankan dirinya bisa berkumpul lagi dengan ibunya tersebut?

Syaiful tetap terus mencoba mencari. AKhirnya dirinya pergi ke pekuburan Islam, tempat berkumpulnya orang yang selamat dari amukan gelombang tsunami.

Malam itu juga, Syaiful mendapati ibunya sedang duduk terkulai lemah, wajahnya masih menyiratkan ketakutan yang dalam. Namun, saat mata mereka saling tatap dan mengenali, dipeluklah ibunya erat-erat.

Kisah mengharukan Syaiful menjadi salah satu tanda keluarga adalah harta tak ternilai.

Taufik Dharmawan (35) adalah salah satu korban gempa di Palu. Usai gempa mengguncang, dirinya terpisah dengan keluarganya. Istrinya ditemukan telah meninggal dunia, tetapi Taufik belum bertemu dengan ketiga anaknya. 

Saat gempa terjadi, dirinya sedang bekerja di Morowali Utara. Taufik pun menulis di media sosial Facebook pada Kamis (4/10/2018) untuk mencari keberadaan anak-anaknya. 

Setelah beberapa lama mencari, dia hanya menemukan dua anaknya.

"Sampai dengan sekarang saya belum menemukan anak ketiga saya, Elvander, laki-laki berusia 7 bulan," demikian yang ditulis Taufik.

Berita terbaru yang diterima Kompas.com, Taufik telah mendapat kabar, buah hatinya, Elvander, telah meninggal dunia. Bayi Elvander diketahui meninggal di dekapan ibunya karena tertimpa bangunan. 

Doa terus mengalir untuk para korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya berkelahi dengan pejabat Asisten III, Abdullah Abadi. Perkelahian tersebut menjadi viral di media sosial pada Kamis (4/10/2018).

Dalam video yang beredar, perkelahian antara dua pejabat Pemerintah Kota Prabumulih tersebut terjadi di tengah lapangan saat upacara apel pagi yang diikuti ratusan pegawai Pemkot Prabumulih di Palembang.

Apa pun alasannya, perselisihan keduanya bisa dilakukan dengan cara lebih dewasa.

Hans Bobonggoi terisak saat menceritakan Lesni Bobonggoi (19) pamitan untuk bekerja di Hotel Roa Roa, Kota Palu. Lesni adalah satu-satunya anak perempuan dari keempat anaknya.

"Sebenarnya saya minder saat anak saya mengatakan akan bekerja di Hotel Roa Roa," ujar Hans, Kamis (4/10/2018). Namun, keinginan kuat anaknya meluluhkan hatinya.

Lesni diduga turut tertimbun bangunan Hotel Roa Roa karena gempa M 7,4 pada hari Jumat (28/9/2018). Delapan lantai hotel itu ambruk ke bawah membentuk gunungan puing-puing yang saling tindih.

Namun, Hans masih meyakini putrinya masih hidup di bawah puing-puing hotel tersebut.

Hans menunjukkan kesetiaan seorang ayah terhadap anaknya, apa pun kondisnya.

Sumber: KOMPAS.com (Rosyid A Azhar, Retia Kartika Dewi, Michael Hangga Wismabrata, Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2018/10/06/08050211/berita-populer-nusantara-akhir-pencarian-taufik-hingga-perkelahian-wali-kota

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke