Salin Artikel

Kisah Perantau Garut di Palu yang 4 Hari Menanti di Bandara

GARUT, KOMPAS.com - Gempa dan tsunami yang menghantam Kota Palu membuat kota itu porak-poranda.

Banyak warga pendatang memilih meninggalkan Kota Palu, termasuk para perantau dari Garut, Jawa Barat.

Iman Maulana misalnya, warga Desa Sukalilah Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut ini mengaku baru tinggal di Palu kurang lebih tiga bulan. Ia menjadi pekerja bangunan dibawa oleh pamannya.

Selain Iman, ada puluhan warga sekampungnya yang juga berangkat ke Palu.

Saat ini, lima hari pasca gempa dan tsunami, Iman bersama puluhan warga Garut lainnya masih berada di Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu Sulawesi Tengah untuk menunggu tumpangan pesawat keluar Palu.

"Sudah empat hari di bandara, kemarin sebagian warga Garut yang anak-anak dan perempuan sudah berangkat ke Malang pakai pesawat," katanya saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Rabu (3/10/2018).

Menurut Iman, saat ini ada sekitar puluhan orang warga Garut yang masih ada di Palu dan menunggu bisa pulang.

Iman bersama tiga orang temannya sudah berada di dalam lingkungan bandara. Sementara, sisanya masih tertahan di luar menunggu kedatangan pesawat Presiden Joko Widodo.

"Teman-teman yang lain lagi antre di luar (bandara). Katanya mau ada pak Jokowi. Kalau pak Jokowi sudah ada, mereka nanti bisa masuk," katanya.

Iman mengaku, saat ini hari keempat dirinya berada di bandara menunggu tumpangan pesawat. Selama empat hari ini, dirinya belum pernah makan nasi karena memang tidak ada.

"Sudah empat hari ini belum makan (nasi), paling makan kue seadanya, kalau minum alhamdulillah ada walau tidak banyak," jelasnya.

Menurut Iman, kota Palu saat ini sudah hancur hingga sulit mencari makanan. Tempat dirinya tinggal di Palu pun rusak akibat gempa. Bukan hanya itu, pada awal-awal pasca gempa, komunikasi sempat terputus hingga putus hubungan dengan warga Garut lainnya.

"Alhamdulillah sekarang semua sudah kumpul dan selamat semua, saya juga sudah kasih kabar ke keluarga (di Garut) karena mereka juga khawatir," katanya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/10/03/16562011/kisah-perantau-garut-di-palu-yang-4-hari-menanti-di-bandara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke