Salin Artikel

Warga Berbondong-bondong Tinggalkan Palu

"Hari ini kami berangkat ke Poso dengan seluruh keluarga," kata Inge Lestari, Senin.

Inge mengatakan, dia dan keluarga memutuskan keluar dari Palu karena menghadapi kesulitan untuk menemukan kebutuhan sehari-hari, seperti ketersediaan air, bahan makanan, ketiadaan listrik dan layanan komunikasi seluler, hingga bahan bakar minyak.

Rombongan lain yang juga meninggalkan Palu adalah sejumlah pegawai yang berasal dari luar kota. Mereka dijemput keluarganya atau keluar dari Palu dengan menumpang kendaraan yang akan keluar kota.

"Semua teman kantor sudah pulang ke daerah masing-masing," kata Isnaeni, pegawai PT Jiwasraya Palu.

Pergerakan kendaraan yang keluar Palu lebih banyak dari yang masuk. Sejumlah sopir menuturkan, arus kendaraan dari Palu ke luar daerah yang melalui kebun kopi meningkat. Jumlah kendaraan yang keluar lebih banyak dari yang akan masuk Palu.

"Mereka memilih mencari tempat yang lebih baik," kata Suleman, pengemudi mobil sewa.

Sementara itu, kemarin, Minggu, warga juga mengantre untuk dievakuasi menggunakan pesawat Hercules di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu.

Sejumlah warga dievakuasi ke luar Kota Palu dengan menggunakan pesawat Hercules karena susahnya mencari makan pasca-gempa dan tsunami di Palu.

Sebelumnya diberitakan, kerusakan masif terjadi di penjuru Palu dan Donggala pasca-rangkaian gempa hingga magnitudo 7,4 yang mengguncang pada Jumat (28/9/2018).

Ratusan bangunan hancur dan ambruk. Jumlah korban meninggal dunia hingga Minggu (30/9/2018) sore mencapai 832 orang.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/01/11313691/warga-berbondong-bondong-tinggalkan-palu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke