Salin Artikel

Jalan Panjang Heka Leka agar Anak-Anak Maluku Tak Lagi Tertinggal (1)

Sore itu, ratusan siswa dan para guru di sekolah telah menanti kedatangan para relawan dengan penuh antusias.

Setelah berbincang dengan Kepala Sekolah dan staf dewan guru, sembilan relawan yang dipimpin oleh Ega Pattiasina kemudian memasuki setiap ruang kelas untuk berbagi pengetahuan. Mereka mengajari para siswa tentang berbagai bidang ilmu dengan gaya santai dan atraktif.

Di ruang kelas enam misalnya, salah satu relawan, Marco Dhylan Patianakotta, mengajak para siswa untuk belajar soal kemampuan menulis puisi dan cara membaca puisi yang baik dan benar.

“Saya ingin bertanya kepada adik-adik semua, siapa yang bisa menulis dan membaca puisi, silakan angkat tangannya,” tanya Marco.

Beberapa siswa mengacungkan jari meski setelah itu, sebagian dari mereka menariknya lagi. Sebagian siswa lainnya terlihat diam dan malu-malu.

Tak ingin suasana menjadi tegang, Marco lalu memanggil seorang siswa ke depan kelas dan memintanya merentangkan kedua tangan sambil mengepaknya.

Spontan saja aksi siswa tersebut membuat rekan-rekannya yang lain ikut tertawa riang sehingga suasana tegang dan canggung cair seketika.

“Apakah kalian masih merasa malu?" tanya Marco.

"Tidak,” teriak para siswa menjawab.

Selepas itu, Marco melanjutkan mengajari para siswa tentang cara menulis puisi dan membacanya dengan baik, termasuk memperkenalkan beberapa puisi pendek seperti puisi berjudul ‘Malam Lebaran’ karya Sitor Sitomorang kepada para siswa.

Sementara di kelas lainnya, relawan lainnya ikut mengajari anak-anak tentang cara memahami dasar-dasar bahasa Inggris yang baik dan benar. Tidak seperti yang diberikan para guru di sekolah, para relawan tampil dengan cara yang berbeda sehingga siswa tampak lebih rileks dalam mengikuti pelajaran.

Selain puisi, bahasa Inggris dan ilmu pengetahuan lain, para relawan lainnya juga mengajari para siswa untuk bisa mengidentifikasi bakso yang menggunakan formalin dan bahan berbahaya lainnya.

“Kalau biji baksonya tampak kemerahan dan dijatuhkan ke lantai memantul berarti baksonya mengandung formalin dan zat berbahaya lainnya. Jadi harus hati-hati,” kata Mahdi mengingatkan para siswa.

Sejumlah siswa yang ditemui setelah kegiatan tersebut mengaku senang karena bisa belajar berbagai hal dari para relawan Heka Leka.

“Saya senang sekali karena mereka (relawan) baik-baik dan pintar. Saya suka puisi makanya saya senang sekali,” kata Irsan Rahman, salah seorang siswa.

Selain memberikan pengetahuan kepada para siswa, para relawan juga memberikan pengetahuan mengenai literasi keuangan kepada para dewan guru dan kepala sekolah yang ada di sekolah tersebut.

Pembekalan tentang literasi keuangan kepada para guru SD Negeri 31 ini dilakukan di sebuah ruang kelas yang berbeda di sekolah tersebut. Dalam kegiatan itu, para relawan ikut memberikan banyak pengetahuan tentang cara pengelolaan keuangan dengan baik sesuai dengan kebutuhan para guru.

“Selama ini kita membeli keinginan dan bukan membeli kebutuhan. Nah cara ini yang seharusnya diubah oleh kita,” kata Frangki Jansens Louth kepada para guru.

Dalam kesempatan itu, Frangki dan seorang rekannya juga ikut membuat simulasi kepada para guru untuk mengukur kemampuan pengelolaan keuangan dengan baik dari para guru. Simulasi dilakukan para guru dengan cara mencocokan setiap kertas berisi daftar kebutuhan primer, gaya hidup atau live stile, sosial, dan juga daftar asuransi.

Dalam simulasi itu tampak para guru ternyata banyak yang mengeluarkan uang untuk kebutuhan gaya hidup ketimbang kebutuhan primer. Dan sebagian lain banyak yang ternyata belum memahami pentingnya asuransi.

Setelah simulasi itu dilakukan, Frangki kemudian memberikan pencerahan dan tips bagi para guru agar kedepan dapat lebih baik lagi dalam pengelolaan keuangan.

“Kebutuhan primer itu yang harus diutamakan. Kita selama ini selalu membelanjakan uang lebih pada sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu menjadi kebutuhan,”katanya.

Para guru yang menyadari kebiasaan mereka mengelola keuangan yang boros tampak mangguk-mangguk. Mereka lalu bertanya berbagai hal agar pengelolaan keuangan dalam keluarganya bisa dilakukan dengan baik.

Kepala Sekolah SD Negeri 31 Ambon, Abdul Kadir Marjan yang ditemui usai kegiatan tersebut mengaku pengetahuan literasi keuangan yang diajarkan relawan Heka Leka kepada para guru di sekolah itu sangatlah bermanfaat bagi mereka.

“Kegiatan literasi keuangan ini sangat bermanfaat sekali bagi kami. Tadi kami diajarkan untuk bagaimana mengelola keuangan keluarga (gaji) kita agar dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga,” paparnya.

Menurut Kadir, banyak pengetahuan soal pengelolaan keuangan yang didapat dalam materi literasi keuangan yang diberikan para relawan. Dia berharap pengetahuan yang didapat itu akan menjadi bekal bagi para guru untuk lebih baik dalam mengelola keuangan keluarga.

Kadir juga ikut memberikan apresiasi terhadap para relawan Heka Leka yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada ratusan anak didiknya. Menurut dia, kegiatan seperti itu baru pertama dilakukan oleh komunitas peduli pendidikan di sekolahnya.

“Selama ini tidak pernah ada dan ini baru pertama kalinya, tentu sebagai pimpinan saya sangat senang karena anak-anak disini akan mendapatkan banyak pengetahuan baru. Ada juga pembentukan karakter, kepercayaan diri dan sebagainya jadi senang sekali,” tuturnya.

Sejak dibentuk pada Tahun 2011 silam, komunitas Heka Leka telah benyak memberikan kontribusi besar bagi perkembangan pendidikan di Maluku. Tercatat sekitar 15.897 siswa dan anak di Maluku telah mendapatkan manfaat dari berbagai program yang dilakukan oleh Heka Leka, termasuk kelompok marginal yang kurang mendapatkan akses pendidikan.

Tidak hanya menyentuh para siswa, Heka Leka juga ikut memberikan penguatan kapasitas bagi para guru yang tersebar di Maluku dengan melakukan berbagai pelatihan, workshop dan berbagai seminar untuk meningkatkan kemampuan kualitas guru.

Tidak sebatas itu, Heka Leka juga memberikan bantuan fasilitas berupa buku dan komputer bagi para siswa dan guru serta mengajari mereka kemampuan IT serta kemampuan lainnya. Untuk meningkatkan kualitas para siswa, Heka Leka dalam tiga tahun terakhir juga menggelar Olimpiade Sains Kuark yang melibatkan ribuan siswa di Maluku.

Sejauh ini, ada puluhan relawan dari berbagai latar belakang yang ikut bergabung dengan Heka Leka untuk bersama-sama memajukan dunia pendidikan di Maluku, mulai dari mahasiswa, dosen, tokoh agama hingga ibu rumah tangga.

Pendiri komunitas Heka Leka, Stenly Ferdinandus, mengatakan, sejak dibentuk delapan tahun silam, Heka Leka telah ikut ambil bagian dalam upaya mencerdaskan dan meningkatkan kemampuan anak-anak di Maluku lewat berbagai kegiatan yang dilakukan.

“Ada banyak program yang kami lakukan dan tujuannya adalah untuk mencerdaskan kualitas pendidikan di Maluku,” kata Stenly.

Berbagai program yang telah dilakukan Heka Leka selama ini tidak hanya di bidang pendidikan, namun juga di berbagai bidang lainnya seperti budaya, seni dan peningkatan kreatifitas lainnya.

Di bidang seni, ada kegiatan ‘Mari Mendongeng’, sedangkan untuk budaya ada festival seni dan budaya Maluku, festival pendidikan dan masih banyak lagi kegiatan lainnya.

Heka Leka, lanjut dia, telah menjangkau 192 desa dan 58 pulau yang ada di Maluku serta  bersentuhan langsung dengan 15.897 pelajar serta 3.737 guru yang tersebar di seluruh wilayah Maluku melalui program "Go to School". Tidak hanya di wilayah perkotaan, Heka Leka juga ikut menjangkau desa-desa terpencil yang ada di pelosok Maluku.

Dalam rentan waktu tersebut, Heka Leka telah ikut membimbing sebanyak 87 komunitas pendidikan yang ada di Maluku serta menyalurkan sebanyak 21.696 buku untuk membantu anak-anak di daerah itu.

“Intinya kami ingin Maluku cerdas dan tidak tertinggal lagi di bidang pendidikan. Kenapa masalah pendidikan ini penting, karena pendidikan mampu merubah segalanya,” ujarnya.

Atas konsistensi dalam memperjuangkan kampanye literasi dan membawa dampak positif bagi masyarakat setempat, Heka Leka terpilih menjadi salah satu pemenang Gramedia Reading Community Competition (GRCC) 2018.

BERSAMBUNG:

https://regional.kompas.com/read/2018/09/27/23592841/jalan-panjang-heka-leka-agar-anak-anak-maluku-tak-lagi-tertinggal-1

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke