Salin Artikel

Berburu Buku Arsip Zaman Belanda Tahun 1600 di Taman Buku Solo

Taman ini berada di Jalan Alun-alun Utara, Kauman, Pasar Kliwon, Solo tepat di pojok Alun-alun Utara Keraton Surakarta.

Di sini ada sekitar 20 pedagang yang menjual buku di kios-kios mereka. Buku yang mereka jual sebagian besar merupakan buku bekas keluaran lama atau kuno.

Misalnya, buku tentang arsip peninggalan zaman Belanda keluaran tahun 1600-an. Buku ini berisi beberapa lembar halaman dan dijual dengan harga Rp 24 juta.

Buku kuno lainnya adalah keluaran tahun 1836, yaitu tentang filsafat Jawa berisi doa-doa. Buku ini asli tulisan tangan huruf arab dan Jawa.

Selain itu ada pula buku sejarah, sastra, pendidikan, seni, budaya, politik, ekonomi, penelitian dan lain-lain. Buku-buku itu dijual dengan harga bervariasi, mulai puluhan ribu, ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Pengunjung yang datang ke taman ini tidak perlu kesulitan untuk mencari judul buku yang mereka inginkan. Karena buku-buku ini telah ditata rapi oleh para pedagang, baik di rak maupun meja di kios mereka.

Pengunjung dapat dengan leluasa memilih buku sesuai yang mereka inginkan. Taman Buku dan Majalah Alut Keraton Surakarta buka setiap hari, mulai pukul 10.00 WIB - 16.00 WIB.

Budi, seorang pengunjung asal Solo mengaku, sering membeli buku bekas di Taman Buku dan Majalah Alut Keraton Surakarta. Selain harganya murah, banyak stok buku bekas yang dijual. Buku bekas yang selalu dia cari adalah komik keluaran lama.

"Saya itu hobi koleksi buku kuno. Terutama buku komik keluaran lama," kata Budi kepada Kompas.com, Selasa (18/9/2018).

Bambang Tri Harjanto, ketua paguyuban pedagang Taman Buku dan Majalah Alun-alun Utara Keraton Surakarta mengatakan, ada 20 pedagang buku di Taman Buku dan Majalah Alun-alun Utara Keraton Surakarta.

Namun, dari jumlah tersebut hanya sekitar 16 pedagang yang hingga kini masih aktif berjualan.

Bambang menceritakan, awalnya pedagang berjualan di timur Alut Keraton Surakarta. Lantaran ada penataan di kawasan itu oleh Keraton Surakarta, akhirnya para pedagang dipindahkan di lokasi sekarang pojok Alut Keraton Surakarta.

"Kalau mulainya berjualan itu tahun 1966 sudah ada. Pedagang sudah tiga kali pindah. Terakhir pindah itu ya, di sini (di bawah pohon beringin) sampai sekarang," kata Bambang.

Bambang mengatakan, buku yang dijual para pedagang sekarang ini sudah tidak murni lagi buku bekas. Pedagang sudah banyak yang menjual buku kualaran baru.

"Kalau tahun 2000 ke bawah dulu, 100 persen buku bekas yang dijual. Tetapi sekarang sudah enggak lagi. Buku baru dan bekas yang dijual jumlahnya seimbang," ungkap dia.

Lebih jauh, Bambang menceritakan, buku bekas kuno yang selama ini ia jual diperoleh dari tempat pembuangan dan dari kolektor buku.

"Buku kuno ini diperoleh dari tempat pembuangan atau memang ada orang jual karena orangtuanya kolektor, sedang anaknya sudah beda pandangan. Karena tidak suka kemudian buku-buku itu mereka buang dan ada yang dijual ke sini," imbuh dia.

Bambang mengatakan, buku bekas kuno yang belum laku dijual selalu ia simpan di dalam almari dengan suhu udara cukup. Tujuannya adalah untuk menjaga kondisi buku agar tetap baik dan tidak rusak.

"Sesekali buku itu saya buka untuk diangin-anginkan. Biar bukunya enggak lembab," pungkasnya.

Para pengunjung yang datang ke Taman Buku dan Majalah Alut Keraton Surakarta tidak hanya kolektor buku, tetapi ada dari kalangan mahasiswa, anak sekolah dan umum.

https://regional.kompas.com/read/2018/09/19/07013141/berburu-buku-arsip-zaman-belanda-tahun-1600-di-taman-buku-solo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke