Salin Artikel

Menangis Keras, Bayi Dikerumuni Semut di Hutan Diselamatkan Petani

Kondisi bayi nahas tersebut terbungkus karung plastik dengan tali pusar yang belum dipotong. Akibat gigitan semut, sekujur tubuh bayi ini penuh bintik merah. 

Baddulu, sang petani kelapa, menceritakan kronologis penemuan bayi tersebut. Saat hendak memungut buah kelapa yang dipanennya, dia terkejut mendengar suara tangis bayi yang cukup keras. 

Baddulu kemudian mendekati sumber suara dan menemukan bayi tersebut. Dia membawanya ke rumah untuk mendapat pertolongan pertama, baru kemudian membawanya ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan lebih baik. 

Aiptu Nasruddin, Babinkantibmas Desa Parappe Campalagian Polewali Mandar, membantu Baddulu menceritakan kembali kronologisnya lantaran Baddulu tak mahir berbahasa Indonesia. 

Kasus penemuan bayi ini menghebohkan warga setempat. Warga yang penasaran tak hanya mendatangi lokasi penemuan bayi yang cukup jauh dari pemukiman. Warga juga mendatangi puskesmas Katumbangan untuk melihat langsung bayi nahas yang diselamatkan Baddulu tersebut.

Bidan Puskesmas Katumbangan Nurbaya membenarkan kondisi bayi seperti yang diceritakan Baddulu. Saat ini petugas kesehatan telah memotong tali pusar bayi. Petugas juga telah membersihkan badan bayi yang masih berlumuran darah. Diduga bayi ini dibuang beberapa saat setelah ia dilahirkan.

Bayi berbobot 2,5 kilogram dan panjang badan 47 centimeter tersebut kondisinya kini lebih baik. Pihak puskesmas telah memberi susu instan agar bayi ini bisa tumbuh sehat dan normal seperti bayi pada umumnya.

“Alhamdulilah kondisinya sehat,” jelas Nurbaya. 

Sementara itu polisi telah meminta keterangan sejumlah pihak untuk menemukan orangtua bayi pelaku pembuangan. Pihak kepolisian meminta kerja sama warga untuk melaporkan ke polisi jika mengetahui informasi terkait kasus ini. 

https://regional.kompas.com/read/2018/08/28/13435611/menangis-keras-bayi-dikerumuni-semut-di-hutan-diselamatkan-petani

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke