Salin Artikel

Dua Bocah yang Ditelantarkan Pamannya Alami Trauma Berat

Namun demikian, kondisi kejiawaan kakak beradik ini masih mengalami trauma berat hingga takut bertemu sang paman.

"Anak ini masih sangat ketakutan, jangankan dipertemukan dengan pamannya, kami tanya saja tentang perlakuan apa yang dilakukan pamannya kepada mereka, keduanya langsung ketakutan," kata Kapolsek Batuaji Syafruddin Dalimunthe Sabtu (2582018).

Dalimunthe mengatakan saat ini AK masih menjalani perawatan di RSUD Embung Fatimah. Sebab, selain luka-luka memar yang dialami korban, perut bocah tersebut juga mengalami pembengkakan.

"Kami belum tahu penyebab bengkaknya perut anak ini. Tapi yang jelas, anak ini masih kesulitan buang air kecil dan besar. Namun untuk makan tidak ada masalah," jelasnya.

Untuk kelanjutan kasus sendiri, sampai saat ini pihaknya sudah memeriksa empat saksi.

"Hingga saat ini sudah 4 orang saksi yang kami minta keterangannya, ke depan bisa saja bertambah. Bahkan istri pelaku sampai saat ini belum bisa kami mintai keterangannya karena masih menjalani perawatan di rumah sakit," ujarnya.

Untuk RHM sendiri, Dalimunthe mengaku sudah bocah itu sudah bisa pulang dan saat ini dirawat salah satu komisioner KPPAD.

"Untuk sementara kami tempatkan di sana. Bahkan orangtua AK dan RHM, yakni Taher juga tidak keberatan dengan hal ini," terangnya.

Dalimunthe menjelaskan saat ini kedua orangtua korban bekerja sebagai TKI di Timor Leste.

"Kami berharap mereka bisa pulang, namun dari hasil komunikasi terakhir kemungkinan mereka belum bisa pulang ke Batam," ungkap Dalimunthe.

"Ayah dan ibu kandung keduanya telah berpisah. Ayah korban saat ini sudah menikah dan tinggal dengan istri barunya di Timor Leste. Sedangkan ibu kandungnya kami tidak tahu ada di mana," kata Dalimunthe menambahkan.

Dititipkan sejak bayi

Sementara itu, Erry Syahrial, Ketua KPPAD Kepri yang baru saja menjenguk AK, mengaku saat ini kondisi Ak mulai membaik dan sudah mau berkomunikasi dengan orang-orang sekitar.

"Sudah mulai mau berkomunikasi dengan orang sekitar, sebelumnya anak ini sangat ketakutan dan hanya berlindungan dibalik kakaknya, RHM," kata Erry.

Erry juga mengaku dari hasil wawancara dengan istri pelaku yang tidak lain bibi korban, mengaku apa yang dilakukan suaminya kepada kedua ponakannya itu baru saja berjalan satu minggu. Dan hal itu dilakukan lantaran takut terjadi sesuatu jika ditinggal di rumah sendirian.

"Sejak saya masuk rumah sakit, tidak ada yang merawat keduanya. Makanya saat suami dan anaknya menjenguk dirinya ke rumah sakit, AK dan RHM ditempatkan di gedung kosong tersebut, karena kalau di rumah lebih berbahaya lagi karena ada kompor gas dan barang berbahaya lainnya," ungkap Erry menirukan ucapan Istri pelaku.

Ditanyai apakah ada unsur kesengajaan, Erry mengaku bisa saja, namun dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada penyidikan polisi.

AK dan RHM dititipkan ke pada paman dan bibinya saat keduanya masih sangat kecil sekali. Bahkan usia AK saat awal dititipkan masih berusia 5 bulan.

"Sudah lebih kurang dua tahun AK dan RHM tinggal bersama Paman dan Bibinya, kini usia AK jalan 2,5 tahun," terang Erry.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/25/22104011/dua-bocah-yang-ditelantarkan-pamannya-alami-trauma-berat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke