Salin Artikel

Manajemen "Ticketing" Asian Games Dinilai Tidak Profesional

Adapun panitia penyelenggara Asian Games, Inasgoc bekerja sama dengan kiosTix sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk penjualan tiket Asian Games.

KiosTix membuka penjualan tiket secara offline di kantor mereka yang berada di Jalan Pejaten Barat No 5, Jakarta Selatan disebabkan situs pembelian kiosTix mengalami gangguan sistem. KiosTix mulai membuka penukaran tiket pada 16-17 Agustus.

Antrean menumpuk

Kepadatan antrean terjadi di kios penukaran dan pembelian tiket Asian Games saat Kompas.com mendatangi lokasi tersebut pada Kamis (16/8/2018) siang.

Puluhan masyarakat terlihat mengantre di bawah tenda sambil menunggu nomor antrean dipanggil. Namun, tidak terlihat penanda dimana antrean untuk menukar tiket dan pembelian tiket.

Terdengar beberapa masyarakat yang masih kebingunan bahkan salah mengantre.

Warga yang tengah mengantre, Agung mengatakan sempat salah mengantre ke antrean tiket penukaran. Harusnya Agung mengantre ke antrean tiket pembelian.

"Saya udah ngantre dari jam 12.30, tapi katanya itu bukan antrean pembelian. Saya udah di depan, akhirnya harus pindah dan ngulang lagi antreannya," ujar Agung.

Agung mengatakan, para petugas juga tidak menggunakan tanda pengenal resmi sehingga sulit menandai mana warga biasa dan mana yang petugas.

Keluhan juga disampaikan Christian.

Christian telah mengantre sejak pukul 11.00. Dari pemberitahuan yang dikirim pihak panitia, penukaran tiket akan dibuka pukul 10.00. Namun, saat Christian tiba, loket tiket belum juga dibuka.

"Baru dibuka waktu yang ngantre teriak-teriak. Kalau enggak enggak bakal dibuka, antrean sudah panjang," ujar Christian.

Tidak dilayani

Keluhan juga disampaikan Yusuf. Adapun Yusuf hendak mengadukan terkait kesalahan sistem yang mengakibatkan dia harus membeli 8 tiket sekaligus.

Padahal, tiket yang harusnya dibeli hanya 4 tiket. Yusuf terpaksa membayar sekitar Rp 1,6 juta untuk 8 tiket tersebut.

Yusuf telah mencoba menanyai para panitia terkait keluhannya itu. Namun, sejak datang pukul 11.00 hingga 17.00 WIB belum ada panitia yang melayani keluhannya.

"Saya udah nanya, tapi jawabnnya nanti-nanti karena mereka lagi sibuk. Loh, ini kan saya mau komplein, kacau ini panitianya. Dari jam 11.00 saya nunggu enggak ada satupun yang melayani," ujar Yusuf.

Tidak profesional

Salah satu warga, Linda menyampaikan kekesalannya setelah mengantre sejak pukul 10.00. Namun, hingga pukul 11.00, panitia tidak memberikan nomor antrean yang mengakibatkan antrean panjang hingga ke jalan raya.

"Ini antrean numpuk, enggak tahu kapan bisa ambil tiket. Ini kok enggak profesional ya padahal ini kan evennya dihadiri Presiden loh," ujar Linda saat ditemui Kompas.com di lokasi.

Linda juga mengeluhkan proses-proses penukaran tiket yang terbilang menggunakan sistem lama. Linda mengatakan, dari email yang diterima, dia terlebih dahulu harus mencetak e-voucher untuk bisa ditukarkan dengan tiket.

Linda menilai, untuk mempermudah proses penukaran, harusnya masyarakat hanya perlu menunjukan e-voucher, setelah itu panitia mencari data yang sudah tersimpan di sistem dan langsung mencetak tiket.

"Saya nanya ya, efisien enggak ini era digital, kita beli tiket dikasih e-voucher baru diprint. Terus saya tanya kenapa begini. Terus jawabnya tahu apa, 'say enggak tahu, Bu, kan kami cuma jualan tiket aja, kalau itu bukan urusan kami'. Kan Enggak profesional itu jawabannya," ujar Linda.

Linda juga mempertanyakan mengapa penukaran tiket untuk pembukaan Asian Games hanya bisa dilakukan di satu lokasi. Linda menilai, harusnya panitia membagi penukaran maupun pembagian tiket per wilayah.

Keluhan lain disampaikan Arya. Arya mengatakan, informasi yang disampaikan oleh panitian tiket simpang siur. Rabu (15/8/2018), Arya datang ke lokasi untuk menukarkan tiket pembukaan Asian Games yang telah dibelinya.

Namun, panitia yang ditemui mengatakan bahwa tiket hanya bisa ditukarkan saat pembukaan atau pada 18 Agustus. Kamis siang, Arya mendapatkan informasi bahwa ternyata tiket sudah mulai bisa ditukarkan hari ini.

"Saya udah datang kemarin, jawabnya bisa ditukarkan waktu hari H. Eh, ada teman yang ngabarin kalau hari ini bisa ditukar. Ya sudah saya langsung datang kemari," ujar Arya.

Warga lainnya, Lin mengeluhkan hal serupa. Lin telah mengantre sejak pukul 10.00 untuk membeli tiket dengan pemesanan dari perusahaan.

Awalnya Lin telah mendapatkan jumlah tiket yang dingin dibeli. Namun, saat kembali mengantre, panitia mengatakan tiket telah habis dan diminta untuk mengantre di tiket umum.

Lin juga telah datang sejak Rabu untuk membeli tiket. Namun, tiket opening disebut telah habis. "Katanya tiketnya belum diproduksi. Lah, kok belum diproduksi saya bilang." 

Tidak bisa dikonfirmasi

Kompas.com telah mencoba menghubungi Direktur Ticketing Inasgoc Sarman Simanjorang untuk menanyakan terkait keluhan masyarakat yang menyebut panitia tiket Asian Games tidak profesional.

Namun, Sarman belum merespon panggilan telepon dan pesan singkat yang dikirim Kompas.com sejak Kamis siang kemarin.

Kompas.com bersama sejumlah wartawan lain telah berusaha meminta konfirmasi ke pihak panitia di lokasi. Namun, belum juga ada pantia yang bisa memberi pernyataan resmi.

Pembukaan Asian Games digelar 18 Agustus di Stadion Gelora Bung Karno.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/17/12115201/manajemen-ticketing-asian-games-dinilai-tidak-profesional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke