Salin Artikel

Takut Gempa Susulan, Pasien RS Sanglah Bali Pilih Dirawat di Tenda BPBD

Hal ini dilakukan menyusul getaran gempa yang sempat mengguncang pulau. Walau berpusat di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), gempa yang terjadi Minggu (5/8/2018) malam terasa hingga ke Pulau Bali.

Petugas BPBD Bali I Komang Kusuma Edi mengatakan pembangunan tenda di RS Sanglah untuk menampung pasien. Pasalnya Sejumlah pasien memilih tidak mau kembali ke ruangan dan bertahan di luar karena takut.

"Pasien rumah sakit Sanglah takut kembali ke ruangan lagi," kata Komang Edi.

Pihak rumah sakit kemudian meminta bantuan BPBD. Dua tenda yang dibangun masing-masing berkapasitas 20 orang.

Komang Edi menyebutkan bahwa pasien yang ketakutan bukanlah korban gempa, namun pasien biasa yang telah menjalani perawatan sebelum terjadinya gempa.

"Itu pasien biasa bukan korban gempa," kata Komang Edi.

Seperti diketahui, sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi bermagnitudo 7 pada Minggu (5/8/2018) pukul 19.46 Wita berpusat di lereng Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Gempa bumi tersebut merupakan gempa bumi utama (main shock) dari rangkaian gempa terdahulu. Artinya, gempa dengan magnitudo 6,4 pada 29 Juli lalu merupakan gempa awalan (fore shock).

Pusat gempa terletak pada 8.3 lintang selatan, 116.48 bujur timur Kabupaten Lombok Utara dengan kedalaman 15 kilometer.

Gempa bumi tersebut awalnya berpotensi tsunami. Namun BMKG menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi telah berakhir pada Minggu pukul 21.25 Wita.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/06/07100011/takut-gempa-susulan-pasien-rs-sanglah-bali-pilih-dirawat-di-tenda-bpbd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke