Salin Artikel

Dedi Mulyadi Siap ke China untuk Jemput Para Korban Kawin Kontrak

Dedi Mulyadi sebelumnya berkomitmen membantu upaya penyelamatan sejumlah warga Purwakarta yang jadi korban perdagangan manusia.

Sebelum kasus kawin kontrak palsu ini, Dedi pernah membantu dua warga Purwakarta yang tedampar di bandara Malaysia. Dia juga membantu warga Purwakarta yang tertipu di Arab Saudi, dan lainnya.

Saat ini, dirinya tengah berupaya memulangkan dua orang gadis asal Jatiluhur, Purwakarta, MDR dan DF. Selain itu, warga lain yang turut menjadi korban ‘human trafficking’ pun juga mendapatkan perhatiannya. Dirinya mengetahui kasus ini melalui pemberitaan media, terutama media online.

“Kendalanya operasionalnya apa untuk memulangkan mereka. Setelah ini saya akan ke Kemenlu RI untuk pendalaman data,” kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (28/7/2018). 

Jika diperlukan, pria yang lekat dengan iket Sunda itu juga tidak segan untuk berangkat langsung ke China. Seluruh potensi akan dia maksimalkan demi kepulangan seluruh korban.

“Kalau harus ke China kita siap kok, yang penting semua bisa pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga,” ucapnya.

Sementara itu, Nur Hidayat (53) dan Lismawati (50) masih menunggu kepulangan anaknya, MRD (16) dari China. Anak ketiga pasangan suami istri itu diketahui menjadi salah satu korban ‘human trafficking’ atau penjualan manusia. 

Mulanya, MRD mengaku kepada kedua orang tuanya akan bekerja sebagai SPG kecantikan di Jakarta. Pengakuan ini diperkuat temannya yang asal China, Thjiu Djiun Djun alias Vivi. Dia sempat menjelaskan detail pekerjaan yang akan dilakoni MRD. 

“Saya sempat ngobrol melalui telepon dengan Vivi. Bilangnya kerja jadi SPG kecantikan,” kata Nur Hidayat, Jum’at (27/7/2018) di kediamannya. Tepatnya, di Desa Cilegong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. 

Perasaan kaget dialami Nur Hidayat saat mengetahui MRD berada di China. Anaknya itu mengaku telah menikah dengan warga negara tersebut. 

Padahal, MRD diketahui masih di bawah umur dan belum memiliki Kartu Tanda Penduduk atau KTP dan Paspor. 

“Saya kaget, kok berada di China dan menikah dengan orang sana. Anak saya itu belum punya KTP apalagi Paspor,” katanya. 

Nur Hidayat saat ini hanya bisa bolak-balik ke Mapolda Jabar untuk mengetahui kelanjutan proses pemulangan anaknya. Pihak KBRI China pun sudah menghubungi keluarga, akan tetapi belum ada tindakan lebih lanjut. 

Para tersangka yang diduga merupakan bagian dari sindikat organisasi perdagangan manusia kini telah ditahan Polda Jabar. Mereka adalah Thjiu Djiun Djun alias Vivi, Yusuf Halim alias Aan dan Guo Changshan. Sementara satu orang lagi Then Mui Khiong masih dinyatakan buron.

“Ke Polda sudah beberapa kali. Komunikasi dengan pihak KBRI juga sudah, tetapi belum ada langkah soal pemulangan anak saya. Harapannya sih, anak saya cepat bisa pulang,” tuturnya. 

Senada dengan Nur Hidayat, Ai (55) ibu dari DF (26) juga menanti kepulangan anaknya. Menurut keterangannya, MDR dan DF merupakan dua orang sahabat sepermainan. Mereka sering berkumpul di kediaman Ai, di Kampung Cihideung, Kelurahan Ciseureuh Purwakarta. 

Saat bertemu dengan Vivi, Ai mendapatkan penjelasan tentang kawin kontrak. Menurut dia, anaknya akan dinikahi warga China dengan gaji per bulan. Selain itu, DF akan diperbolehkan pulang tiga bulan sekali. 

“Kenyatannya anak saya malah disekap dan tidak boleh pulang. Gaji yang dijanjikan Rp 5 Juta per bulan pun tidak ada,” katanya. 

Fakta mengejutkan pun terungkap dari keterangan Ai. Dia menuturkan MRD dan DF dijual dengan harga Rp 400 juta kepada warga China. Kondisi mereka berdua di negeri tirai bambu itu sangat memprihatinkan. 

“Kalau ingin makan atau ke toilet harus izin penjaga. Kalau tidak mau melayani (seks), mereka pasti disiksa secara fisik dan psikologis,” katanya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/07/28/14153981/dedi-mulyadi-siap-ke-china-untuk-jemput-para-korban-kawin-kontrak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke