Salin Artikel

"Silakan Dirobohkan Tapi Pintu dan Jendela Jangan Dibawa" (3)

Seperti Ngadiman dan anggota keluarganya. Mereka pasrah dan membiarkan rumahnya ikut dirobohkan.

Saat penggusuran, Ngadiman punya permintaan. Ia meminta daun pintu, jendela, serta semua kusennya tidak ikut dirobohkan. Menurutnya, benda-benda itu harta tersisa mereka.

Relawan kuli angkat pun memenuhi keinginan Ngadimin. Mereka melepas semua pintu, jendela, hingga kusen, sebelum merobohkan rumah.

"Yang ini (pintu dan jendela) jangan dibawa. Saya bawa sendiri. Silakan dirobohkan tapi yang ini jangan dibawa," kata Ngadiman menunjuk kusen dan pintu.

Penggusuran rumah warga yang masih bertahan di lahan NYIA berlangsung 2 hari. Sebanyak 33 rumah berada di lahan NYIA ini dan 36 kepala keluarga bertahan.

Angkasa Pura I dan PP akhirnya menggusurnya setelah tertunda berbulan-bulan sejak final akuisisi lahan.

Mereka menggerakkan banyak ekskavator, relawan angkat dan angkutan. Ratusan aparat gabungan baik TNI, Polri, dan Satpol PP pun mengamankan situasi eksekusi.

Harta benda warga diungsikan sebelum penggusuran. Mereka memindahkan seluruh harta warga dan ternak ke rumah-rumah sewa yang sudah disediakan. Termasuk permintaan menyelamatkan pintu, jendela, sampai genting.

"Mereka kita bantu, termasuk menurunkan genting dan kusen. Kita perlakukan saudara," kata Manajer Proyek Pembangunan NYIA, R Sujiastono.

Jumat ini, kata Sujiastono, merupakan hari terakhir pemindahan warga. Mereka akan menempati rumah relokasi sementara berupa rumah sewa yang disediakan AP.

Ia mengimbau warga menerima solusi dan tawaran AP, baik memanfaatkan rumah sewa yang sudah disediakan, bahkan untuk kandang sewa bagi ternak mereka.

"Kalau ingin barang dibawa ke rumah kerabatnya kita antarkan," kata Sujiastono.

Selain itu, AP masih terus mendekati warga agar bersedia menerima ganti rugi lahan yang telah diakuisisi.

"Tim ini tiap hari mendekati warga. Kalau tidak bisa datang bisa dengan diwakili orang yang diberi kuasa," tutur Sujiastono.

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengaku tetap memperhatikan warga yang tergusur. Pemerintah tengah menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah relokasi selanjutnya di Kaligintung.

"Rumah nanti lengkap dengan perabotnya, supaya bisa menampung mereka yang telantar. Ini bagian dari tugas dinas pemerintah," kata Hasto.

https://regional.kompas.com/read/2018/07/20/20315021/silakan-dirobohkan-tapi-pintu-dan-jendela-jangan-dibawa-3

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke