Salin Artikel

Mayat Terikat Tali Berpemberat, Identitasnya Terekam di Disdukcapil Kota Batam

Bahkan berdasarkan data korban yang terlihat dalam data rekaman E-KTP di Disdukcapil Kota Batam, korban tinggal di Perum Indootri, Blok E nomor 22, RT 03 RW 07, Kelurahan Tiban Indah, Kecamatan Sekupang, Batam, Kepri bersama Paryudi yang merupakan bapak angkat korban.

"Selain terekam di kartu ATM yang ditemukan disakunya, berdasarkan data Disdukcapil alamat korban sama persis dengan Pak Paryudi, yang merupakan tetangga korban dan sekaligus bapak angkat korban," kata Kapolsek Lubuk Baja Kompol Yunita Stevani, Jumat (6/7/2018).

Yunita mengaku sampai saat ini dirinya masih melakukan pendalaman dan penyelidikan dari kasus ini, bahkan untuk saksi sendiri masih dilakukan pemeriksaan kepada seputar orang dekat korban.

Selain itu Yunita mengaku pihaknya juga sudah mendapatkan informasi tentang keluarga korban di kampung halamannya di Desa Kubu Padi Kecamatan Kuala Mandor-B, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar).

"Kalau tidak ada halangan, sore ini kakak kandung korban yang di Kalimantan tiba di Batam untuk memastikan apakah benar ini adik kandungnya seperti informasi dan data yang kami terima," jelas Yunita.

Di bagian lain, sejumlah tetangga korban di perumahan Indootri mengatakan bahwa korban sudah lama tinggal perumahan tersebut. Bahkan sebelumnya korban bekerja di salah satu perusahaan yang ada di kawasan Muka Kuning.

"Namun sejak beberapa bulan belakagan ini korban tidak lagi bekerja di perusahaan, mungkin tidak diperpanjang masa kerjanya dan sekarang malah kerja serabutan," kata Wan, tetangga korban.

Keseharian korban dikenal anak yang ramah, bahkan korban kerap terlihat berlatih dengan berkeliling di sekitar perumahan.

"Korbankan atlet lari, makanya setiap sore kadang korban berlatih lari disekitar perumahan," jelasnya.

Berbeda dengan pengakuan ibu angkat korban, Bu Paryudi yang mengaku korban kemungkinan bunuh diri. Karena Bu Paryudi mengaku korban kerap berbicara kepada dirinya ingin mati.

"Bisa saja korban depresi, karena korban sering bilang mau mati ke saya," kata dia di rumahnya, Kamis (5/7/2018).

Menurut Bu Paryudi, Taban depresi karena tidak pernah juara ketika dia menjadi atlet lari. 

Selain itu, Bu Paryudi mengaku sebelum puasa lalu, kakak angkat korban yang berada di Tiban Mentarau bercerita kepada dirinya, kalau korban berpesan jika selama dua bulan dia tidak ada kabar, berarti dia sudah meninggal.

"Makanya kami yakin korban depresi dan mau bunuh diri," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/07/06/11104391/mayat-terikat-tali-berpemberat-identitasnya-terekam-di-disdukcapil-kota

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke