Salin Artikel

"Head to Head" Dihapus, Debat Final Pilgub Jabar Diprediksi Antiklimaks

Dalam debat, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar mengubah sistem debat dengan meniadakan debat antarpasangan calon (head to head). Alasan ketertiban jadi pertimbangan.

Namun, sistem ini diprediksi Pengamat Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Katolik Parahyangan Asep Warlan Yususf justru membuat jalannya debat ketiga akan berakhir antiklimaks.

Hilangnya head to head akan membuat pasangan calon cenderung hati-hati agar tak kehilangan citra.

"Substansi akan antiklimaks. Menurut saya panggung debat itu hnya sebatas menggugurkan kewajiban adanya debat publik saja," kata Asep saat dihubungi via telepon selular, Rabu (20/6/2018).

Menurut Asep, esensi debat akan hilang dengan ditiadakannya debat terbuka antarpasangan calon. Apalagi, dari dua debat sebelumnya, pasangan calon belum memperlihatkan secara detail program dan gagasannya untuk Jabar.

"Padahal makna debat itu adalah antar kandidat. Karena lagi-lagi hemat saya pada pasangan calon yang diungkapkan itu-itu saja," ucapnya.

Asep menilai, langkah antisipasi yang dilakukan KPU cenderung mundur dari substansi debat. Idealnya, lanjut Asep, rambu-rambu debat mesti diperketat tanpa mengurangi esensi dari debat itu sendiri.

"Ya harusnya rambunya yang diperketat tidak boleh saling menghina, tidak boleh bawa isu Pilpres, tidak boleh ada hubungan dengan tokoh. Mungkin itu (faktor ketertiban) jadi pertimbangnya. Pihak keamanan tidak ingin mengandung dan mengundang potensi (gesekan) yang ada. Tapi kan bisa diatur, bukan mereka (paslon) yang dijinakan," tuturnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/06/21/08132531/head-to-head-dihapus-debat-final-pilgub-jabar-diprediksi-antiklimaks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke