Salin Artikel

Bus Angkut Pemudik Tahun Ini Dirasa Lebih Lapang dari Tahun Sebelumnya

Yuliatin dalam perjalanan menuju kampung halaman di Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih. Bersama suami dan satu anaknya, Yuliatin tiba di Terminal Wates pagi hari, Selasa (12/6/2018). 

Yuliatin merupakan perantau yang hidup di Depok, Jawa Barat. Satu kali dalam setiap tahun di saat hari raya Lebaran, Yuliatin sekeluarga pulang kampung.

Namun ia dan suami tidak bisa menentukan waktu mudik secara fleksibel lantaran pekerjaan. Karenanya, mereka memilih bus sebagai alternatif di setiap mudik.

"Karena setiap saat bisa langsung beli tiket. Beda dengan kereta, kita mesti beli jauh hari tapi terbentur kerja," kata Yuliatin, Senin (11/6/2018).

Pilihannya naik bus kali ini dirasa tepat. "Kalau dulu bus selalu penuh dan macet. Sekarang, tempat duduk bagian depan saja masih kosong. Bus juga tidak penuh barang, semua bisa masuk bagasi. Hanya saja bus sering berhenti untuk ngetem," kata Yuliatin.

Yuliatin sekeluarga berangkat dari Bekasi sekitar pukul 20.00 WIB dengan menggunakan Bus Mustika Jaya. Perjalanan berlangsung sekitar 11 jam.

Penumpang lain, Agustina, warga Dusun Kamal turun di Terminal Wates. Ia mengungkap hal sama. Bus masih belum padat dan sesak. Masih ada kursi kosong di bus yang ia naiki.

Namun, Agustina hanya mengeluhkan sempat pindah bus di Purworejo. Selain itu keluhan juga muncul karena soal harga tiket yang cukup tinggi. Selebihnya semua berjalan lancar.

Ia bersama suami dan seorang anak memilih menumpang bus AC yang ada toilet di dalamnya. Menurut Agustina, biasanya harga tiket bus Rp 135.000 per orang. Kini, harga tiket tembus sampai Rp 330.000. "Naik hampir 300 persen," katanya.

Meski harga tinggi, ia mengaku cukup menikmati perjalanan kali ini. "Karena setiap tahun selalu mudik," kata Agustina.

Kepala Bidang Angkutan dan Lalu Lintas Dishub Kulon Progo, Hera Suwanto mengatakan jumlah penumpang terpengaruh libur panjang, cuti bersama, dan sejumlah program pemerintah terkait mudik. Akibatnya pemudik tersebar di hari-hari libur yang panjang itu.

Tidak heran masih banyak penumpang mengaku nyaman di musim mudik kali ini.

"Libur kali ini lebih panjang dari biasa, maka pemudik tersebar," kata Hera, Selasa (12/6/2018).

Sementara itu, tidak banyak pemudik memilih turun di terminal Wates. Termasuk di antaranya Yuliatin dan Agustin.

Pegawai Dishub di Terminal Wates, Supono mengatakan hampir semua bus AKAP tidak masuk terminal Wates. Mereka lebih memilih menurunkan penumpang di pinggir jalan. Hanya sedikit bus yang masuk ke terminal.

Itulah sebabnya pihaknya belum bisa menghitung pemudik ke Kulon Progo, apalagi yang melintas. Bus lebih memilih masuk ke terminal tipe A di Yogyakarta.

Hitungan Dishub, rata-rata hanya 40 penumpang turun di terminal Wates ini. "Berapa banyak pemudik ke Kulon Progo tidak bisa dipastikan. Karena banyak yang memilih menurunkan di jalan. Lagipula mereka memilih masuk ke Tipe A di Yogya ketimbang tipe B seperti ini," kata Supono.

Padahal, dalam satu hari bisa lebih dari 1000 bus datang baik dari arah Barat ke Timur maupun sebaliknya di jalur lintas Selatan ini. Terlebih di masa arus mudik seperti sekarang. Sebagaimana diketahui jalur ini alternatif pemudik dari Jakarta, Bandung, Purwokerto, hingga Yogyakarta. Kemudian lanjut hingga Klaten hingga Solo.

Di musim arus mudik sekarang, terdapat 1218 bus antar kota antarprovinsi (AKAP) melintas di H-7. Menyusul kemudian 1488 bus di H-6, 1527 bus di H-5 dan 1468 bus di H-4.

https://regional.kompas.com/read/2018/06/12/14302381/bus-angkut-pemudik-tahun-ini-dirasa-lebih-lapang-dari-tahun-sebelumnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke