Salin Artikel

Tol Salatiga-Surakarta Fungsional, Bupati Semarang Jamin Usaha Kuliner Tak Sepi

Seperti diketahui, ruas tol sepanjang 32,24 kilometer ini rencananya akan fungsional pada Jumat (8/6/2018) untuk memperlancar arus mudik lebaran 2018.

Tol fungsional berarti tol ini sudah bisa dilintasi, namun belum dilengkapi sarana pendukung.

"Memang ada beberapa tepat seperti (Lebaran) tahun kemarin, di daerah Tuntang waktu itu belum jadi. Ternyata juga aman," kata Mundjirin, Kamis (7/6/2018) malam.

Mundjirin mengungkapkan sejumlah alasan agar para pelaku usaha kuliner, seperti warung makan atau restoran tidak terlampau mengkhawatirkan fungsionalisasi ruas tol Salatiga-Surakarta ini.

Pertama, bahwa fungsionalisasi tol Salatiga-Surakarta ini baru satu arah dan hanya pada siang hari, yakni pada pukul 06.00 WIB sampai sore hari pukul 17.00 WIB. Selain itu

"Kalau para pemudik ini agak ngantuk-ngantuk, atau orangnya laper, diimbau jangan lewat jalan tyol. Lewat jalan raya saja karena di situ banyak penjual makanan," ujarnya.

Kedua, banyak para pemudik ini adalah warga Kabupaten Semarang, yang pulang dari perantauan ingin merayakan lebaran di kampung halaman.

Sehingga ketika sampai di kampung halamnnya, mereka akan membelanjakan uangnya di daerahnya.

"Para pedagang enggak usah kawatir enggak kelewat pemudik karena pada lewat tol. Karena orang mudik itu kan mulai ada dari Jakarta-Semarang, Jakarta-Tuntang, Jakarta-Salatiga. Jadi tidak hanya mengharapkan orang yang lewat saja, tapi juga kedatangan penduduk yang baru pulang mudik," lanjutnya. 

Ketiga, kata Mundjirin, jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi sepeda motor diperkirakan masih banyak. Bahkan jumlahnya lebih banyak daripada yang menggunakan kendaraan roda empat.

"Yang lewat jalan tol kan tidak semua. Sepeda motor kan lewat jalan reguler, malaj lebih banyak lagi," tandasnya.

Melihat sejumlah analisa tersebut, Mundjirin yakin para pedagang tidak akan mengalami penurunan omzet yang berarti.

"Saya kira tidak akan kesulitan untuk lakunya itu. Ya doakan saja," imbuhnya.

Kadaluwarsa

Hanya saja Mundjirin berpesan kepada para pelaku usaha kuliner di wilayahnya, agar tidak menjual barang-barang yang kadaluwarsa.

Para pedagang juga diminta tidak menggunakan aji mumpung dengan menaikkan harga seenaknya sendiri. Perilaku aji mumpung ini justru akan kontraproduktif dan justru akan merugikan para pedagang sendiri.

"Saya mengimbau agar mereka menjual barang-barang jangan yang kedaluwarsa, yang tidak layak dijual. Harganya jangan sampai dinaikkan sesukanya, jangan aji mumpung," tuntasnya.

Salah seorang pemilik toko oleh-oleh di Salatiga, yang enggan disebutkan namanya mengaku was-was Lebaran tahun ini omzetnya menurun.

Sebab para pemudik arah ke Solo yang biasanya masuk ke Kota Salatiga, sekarang cukup melintas di jalan tol untuk mempersingkat waktu tempuhnya.

"Ya kalau semua masuk tol otomatis yang beli oleh-oleh disini juga sepi," katanya.

Sementara pemilik warung sate Haji Mashudi, Ny Noviar, masih optimistis pembeli tidak akan berkurang kendati ada fungsionalisasi ruas tol Salatiga-Surakarta.

Sebab lokasi warungnya yang berada di daerah Blotongan, justru lebih menguntungkan jika kendaraan yang lewat di jalan raya tidak terlalu padat.

Para pelangan atau para calon pembeli akan lebih mudah untuk mendapatkan lokasi parkir jika kendaraan yang melintas tidak terlalu padat

"Kalau saya pribadi tidak (masalah), soalnya posisi warung saya kurang menguntungkan kalau (kendaraan) terlalu padat. Justru sebaliknya, kalau gak padat parkirnya mudah," kata Ny Noviar.

https://regional.kompas.com/read/2018/06/08/06520461/tol-salatiga-surakarta-fungsional-bupati-semarang-jamin-usaha-kuliner-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke