Salin Artikel

Survei Kompas: "Megapolitan" Jadi Penentu Kemenangan di Pilgub Jabar

Bahkan, ada satu wilayah yang disebut "tak bertuan", yakni "Megapolitan". Wilayah ini sangat dekat dengan ibu kota, yakni Depok, Bekasi dan Bogor.

Sebelumnya diberitakan, hasil survei Litbang Kompas terbaru pada Mei 2018 menunjukkan perubahan tingkat elektabilitas para calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat yang akan bertarung di Pilkada Jabar 2018.

Kali ini, elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul mencapai 40,4 persen, sedangkan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi menguasai 39,1 persen responden pemilih.

Dikutip Kompas.id, Bastian Nainggolan yang memaparkan hasil survei Litbang Kompas menyebut, saat ini ceruk geopolitik Jabar, seperti ”Bandung Raya”, yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cimahi, dan Sumedang, masih menjadi basis dukungan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul. Mereka mampu menguasai hampir separuh bagian pemilih.

Kota Bandung, tempat Ridwan Kamil membangun pengaruhnya sebagai wali kota, ataupun di Kabupaten Bandung menjadi wilayah yang memberikan kontribusi besar. Keberadaan Uu Ruzhanul juga mewarnai penguasaan suara di kawasan ”Priangan Timur” yang terdiri dari Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Banjar, dan sebagian Garut.

Dibandingkan dengan survei sebelumnya, basis dukungan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul di  kedua wilayah tersebut sebenarnya cenderung menurun.

Namun, di sisi lain, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul mampu memperluas dukungan di semua wilayah yang justru bukan menjadi pusat kekuatan mereka.

Bahkan, di wilayah ”Priangan Barat”, seperti Sukabumi dan Cianjur yang sebelumnya masuk ke kategori ”tidak bertuan” oleh karena tidak ada satu pun pasangan yang dominan di wilayah ini, kini berhasil dikuasai.

Bagi pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, wilayah Jawa Barat sebelah utara, seperti ceruk  geopolitik ”Karawangan”, masih menjadi basis kekuatan. Dalam survei, Karawang, Purwakarta, dan Subang dikuasai secara signifikan oleh pasangan ini.  Baik hasil survei tiga bulan lalu maupun saat ini, stabil tak berubah. Sebanyak 69,5 persen responden memilih Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

Di wilayah lain, kawasan ”Cirebonan” juga masih menjadi wilayah keduanya. Tidak kurang dari 42,4 persen responden pada kawasan yang terdiri dari Cirebon, Kuningan, Indramayu, dan Majalengka itu menyatakan pilihannya kepada mereka.

Namun, di wilayah ini, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul juga mulai mengancam.  Jika survei sebelumnya elektabilitas Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul  28 persen, kini menjadi 36,4 persen.

Dengan konfigurasi penguasaan geopolitik semacam itu, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mendapat ancaman serius. Apalagi, perbandingan kedua hasil survei cenderung menunjukkan penurunan di setiap wilayah yang bukan menjadi basis kekuasaannya. Sementara di wilayah basis dukungan mereka tergolong stagnan.

Belum dikuasai

Selain wilayah yang kini menjadi basis penguasaan kedua pasangan, hanya ceruk ”Megapolitan”  yang masih belum terkuasai.

Di kawasan Depok, Bogor, dan Bekasi yang bersinggungan dengan ibu kota negara, DKI Jakarta, ini cenderung menjadi ceruk  politik ”tidak bertuan”.

Merujuk pada hasil survei, ”Megapolitan” yang dalam konsepsi historis Jabar lebih dikenal sebagai ”Tatar Pamalayon” itu penguasaan kedua pasangan imbang.

Namun,  jika dipilah dalam kawasan yang lebih kecil, mulai tampak  warna yang beragam. Di Bekasi dan Depok, misalnya, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi cenderung unggul. Di kawasan Bogor, keunggulan pada Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul.

Akan tetapi di luar kedua pasangan tersebut, peluang Sudrajat-Ahmad Syaikhu juga tidak dapat dipandang remeh. Apalagi wilayah yang juga menjadi basis kekuatan PKS ini, secara khusus di Kota Bekasi, menjadi wilayah kerja Ahmad Syaikhu, wakil wali kota yang juga sebagai kader PKS. Hasil survei terbaru menunjukkan, di kawasan ini Sudrajat-Ahmad Syaikhu mampu meningkatkan pengaruh sangat signifikan dari 14,5 persen pada survei Februari dan saat ini menjadi 21 persen.

Begitu kompetitifnya peta persaingan di ceruk  yang memiliki jumlah pemilih terbesar, sekitar 8,4 juta atau seperempat dari total  pemilih di Jabar ini membuat ”Megapolitan” menjadi ceruk yang paling berpotensi sebagai penentu kemenangan.

Hasil survei terbaru Pilkada Jawa Barat, sebulan sebelum pencoblosan, bisa disimak secara lengkap dalam laporan di koran harian Kompas edisi Senin (28/5/2018), atau melalui edisi e-paper di https://epaper.kompas.id untuk desktop, atau aplikasi Kompas.id untuk ponsel.

Laporan Litbang Kompas yang dipaparkan Bestian Nainggolan juga bisa dibaca lebih lengkap dalam dua artikel di Kompas.id, dengan judul Jawa Barat Bagian Utara Masih Milik Pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Siapa Pemenang, Ridwan Kamil vs Deddy Mizwar?

https://regional.kompas.com/read/2018/05/28/07255971/survei-kompas-megapolitan-jadi-penentu-kemenangan-di-pilgub-jabar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke