Salin Artikel

Bandara Temindung dalam Kenangan, Sering Banjir hingga Tempat Anak-anak Main Bola...

Pada 23 Mei 2018, operasional bandara ini resmi dihentikan, setelah 44 tahun.

Kini, Samarinda punya bandara baru yang lebih megah, Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, yang telah diresmikan pada Kamis (24/5/2018).

Sebelum berdirinya Bandara APT Pranoto, Samarinda merupakan satu-satunya ibu kota provinsi yang masih memiliki bandar udara kelas perintis dengan landasan pacu hanya 950 meter.

Dan, lokasinya tepat berada di jantung kota. 

Sejarah Temindung

Kisah Bandara Temindung dimulai pada November 1973.

Saat itu, Pemerintah Daerah Kalimantan Timur bersama PT Pelita Air Service bekerja sama membangun sebuah lapangan terbang di Samarinda dengan kontruksi beralaskan plat besi.

Kemudian, pada 24 Juli 1974, Dirjen Perhubungan Udara meresmikannya dengan nama Pelabuhan Udara Temindung.

Beberapa bulan beroperasi, Bandara Temindung sempat ditutup pada 16 September-5 Oktober 1974 karena lapangan udaranya terendam air pasang.

Kian hari, kondisi bandara semakin tidak memungkinkan dan hanya dapat didarati satu penerbangan per hari. 

Akhirnya, pada 13 November 1974, Bandara Temindung ditutup.

Setelah penutupan ini, pemerintah melakukan perbaikan darurat untuk beberapa kali pendaratan khusus.

Pada 13 Desember 1974, diadakan pembongkaran plat besi dan dilanjutkan dengan pembuatan pelabuhan udara yang permanen dengan proyek peningkatan.

Biaya untuk pembangunan didapatkan dari APBD 1974/1975 sebesar Rp 150 juta dan APBD 1975/1976 sebesar Rp 120 juta.

Dengan selesainya proyek pembangunan Pelabuhan Udara Temindung pada 26 Juli 1975, maka pengelolaan selanjutnya diserahkan kepada Kepala Pelabuhan Udara Temindung.

Sering banjir

Kisah banjir seringkali mewarnai perjalanan Bandara Temindung. Dua di antaranya pada 2009 dan 2016.

Pada April 2009, Bandara Temindung terendam banjir karena curah hujan yang tinggi dan meluapnya Sungai Karang Mumus. Operasional bandara terpaksa ditutup.

Semua penerbangan yang melalui Pelabuhan Udara Temindung dialihkan ke Pelabuhan Udara Sepinggan.

Hal yang sama terjadi pada 28 November 2016. Landasan pacu Bandara Temindung tergenang banjir dari pagi hingga sore.

Dua penerbangan menuju Berau dan Balikpapan terpaksa ditunda lantaran tidak memungkinkan untuk pesawat lepas landas.

Main bola di Bandara Temindung...

Kisah lainnya yang pernah tercatat di Bandara Temindung adalah areanya yang kerap dijadikan tempat anak-anak bermain bola.

Lokasi bandara yang dekat dengan permukiman warga, membuat landasan pacu bandara ini dimanfaatkan warga sebagai jalur lintasan umum.

Bahkan, warga memanfaatkan landasan pacu bandara untuk bermain sepak bola. Pemandangan ini terlihat rutin setiap petang hari.

Seorang warga Jakarta yang pernah tinggal di Samarinda, Evan, mengisahkan, sering melihat anak-anak bermain bola di Bandara Temindung. Menurut dia, jika harus menyingkir karena ada aktivitas penerbangan, akan ada sirene yang berbunyi.

Bandara baru di Samarinda

Sementara itu, bandara baru yang menggantikan Temindung, Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, digadang-gadang menjadi bandara internasional kedua di Kaltim setelah Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan.

Bandara APT Pranoto telah lengkap dibangun dengan desain landasan pacu bernomor 04/22.

Selain itu, disebutkan pula, APT Pranoto dilengkapi dengan Control Tower (menara kontrol) untuk memantau pendaratan dan penerbangan pesawat.

Dengan adanya bandara baru ini, warga Samarinda tidak lagi harus menempuh perjalanan tiga jam untuk naik pesawat melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan.

Di sekelilingnya pun dibentuk kawasan hijau dengan penanaman 5.000 pohon, dengan penjagaan ketat.

Dan, keberadaan Bandara APT Pranoto menutup kisah perjalanan Bandara Temindung, yang kini tinggal kenangan...

https://regional.kompas.com/read/2018/05/26/14360171/bandara-temindung-dalam-kenangan-sering-banjir-hingga-tempat-anak-anak-main

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke