Salin Artikel

Kematian Tahanan di Rembang, Keluarga Tuding karena Dianiaya, Polisi Sebut Akibat Bunuh Diri

Hasil pemeriksaan penyidik Satreskrim Polres Rembang dengan diperkuat langkah otopsi Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jateng menyebutkan bahwa penyebab korban tewas karena efek luka dari percobaan gantung diri.

"Korban berencana mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan sarung di dalam sel. Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia. Sesuai hasil visum et repertum, jeratan kuat sarung di lehernya inilah yang membuat korban gagal bernafas," kata Kapolres Rembang AKBP Pungky Bhuana Santosa, Selasa (22/5/2018).

Hasil keterangan para saksi, upaya percobaan bunuh diri Edo diketahui terjadi pada 21 April 2018. Ketika itu, kondisi ruang tahanan sepi karena para penghuni rutan tengah menjalankan ibadah shalat ashar berjamaah di Masjid Rutan. 

"Para penghuni rutan terkejut melihat korban dalam posisi tergantung. Korban yang masih dalam keadaan bernapas kemudian dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit," sambung Pungky.

Setelah sempat dirawat intensif di RSUD dr R Soetrasno Rembang, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada 27 April 2018. Saat itu, pihak keluarga Edo merasa janggal atas kematian sopir truk ekspedisi tersebut dan berupaya melaporkannya ke Polres Rembang.

Atas laporan itu, kepolisian kemudian memeriksa 14 orang saksi. Mereka adalah 2 orang sipir, 9 orang narapidana, dan 3 orang eks napi Rutan Kelas II B Rembang.

"Hasil visum ada luka memar akibat benda tumpul di bagian kepala dan tangan. Tapi luka itu bukan penyebab korban meninggal dunia," pungkasnya.

Ada yang janggal

Untuk diketahui, tahanan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rembang, Jawa Tengah, yang dititipkan di Rutan Kelas II B Rembang atas kasus kecelakaan lalu lintas meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah dr R Soetrasno, Rembang, Jumat (27/4/2018) pagi.

Sebelumnya, Edo Ibnu Darmanto (27), warga Desa Jambu, Kecamatan Kayen Kidul, Kediri, Jawa Timur itu sempat dirawat di RSUD dr R Soetrasno Rembang sejak Sabtu (21/4/2018) pekan lalu.

Saat itu, Edo harus dilarikan ke RSUD dr R Soetrasno Rembang dari Rutan Kelas II B Rembang karena dilaporkan mengalami kondisi tak sadarkan diri.

Berpulangnya Edo ini sontak membuat pihak keluarga merasa terpukul. Pihak keluarga menduga ada yang tidak beres dengan kematian Edo.

Ibu Edo, Endang Purwanti, menyampaikan, setelah dirawat, kondisi anaknya itu tak kunjung membaik hingga akhirnya meninggal di RSUD dr R Soetrasno.

"Saya dikabari jika anak saya masuk rumah sakit karena koma. Saya lantas datang dan menunggunya hingga saat ini. Saat itu kondisinya memprihatinkan, mata dan wajahnya itu lebam-lebam. Terus katanya leher belakang ini patah," katanya saat ditemui di kamar jenazah RSUD.

Dijelaskan Endang, anaknya ditetapkan sebagai tersangka atas kasus kecelakaan di wilayah hukum Polres Rembang sejak tiga minggu yang lalu. Namun, saat ditahan di Rutan kelas II B Rembang itulah anaknya itu sering mengeluh kepada keluarganya karena kerap dianiaya.

"Sejak ditahan kami sering berkomunikasi lewat handphone. Anak saya sempat minta uang Rp 2 juta, kalau tidak segera dibayar nanti anak saya disiksa. Anak saya bilang jangan sampai lapor polisi, kalau lapor nanti anak saya dibunuh. Kok malah nasibnya seperti ini," terangnya. 

Kini pihak keluarga berharap pihak kepolisian bisa mengungkap penyebab kematian Edo.

Edo terlibat kecelakaan lalu lintas pada Oktober 2017 lalu di wilayah Rembang. Truk yang dikemudikan Edo terlibat kecelakaan dengan sepeda motor. Belakangan, pengendara sepeda motor tersebut meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari.

"Anak saya sopir truk ekspedisi. Saat itu hendak parkir hingga terlibat laka dengan motor. Pengendara motor meninggal dunia. Kami berharap pihak kepolisian menyelidiki kematian Edo. Karena kami merasa ada yang janggal. Mulai dari Edo yang mengeluh dianiaya di Lapas dan wajahnya yang lebam-lebam," sambung ayah Edo, Piping Sunarwan.

Iuran air

Sementara saat dikonfirmasi, Kepala Rutan Kelas II B Rembang, Ruspriyanto membenarkan bahwa sebelum meninggal, Edo dilarikan ke RSUD dr R Soetrasno pada Sabtu pekan lalu. Ruspriyanto menyebut bahwa Edo terluka karena upaya percobaan bunuh diri.

"Percobaan bunuh diri. Jadi yang bersangkutan mencoba gantung diri. Yang bersangkutan depresi karena sejak ditahan di kepolisian hingga ke rutan tidak pernah dijenguk keluarga. Dia itu tahanan pengadilan yang dititipkan di rutan," katanya.

Ketika dikonfirmasi terkait adanya uang Rp 2 juta yang sempat diminta Edo kepada ibunya karena diancam akan dianiaya, Ruspriyanto menyebut itu untuk iuran dan sifatnya tidak memaksa. Umumnya, iuran disepakati untuk membeli air minum.

"Biasanya iuran bersifat kekeluargaan yakni untuk membeli air minum. Di dalam rutan khususnya wilayah Rembang, persediaan air minum memang minim atau susah. Memang harus beli tapi kan tidak mahal. Ya, katakan kamar besar gitu ya iuran seribuan kah dua ribuan kah. Itu kalau punya uang, kalau tidak ya dimusyawarahkan," katanya.

Jasad korban diotopsi di kamar jenazah RSUD dr R Soetrasno Rembang oleh tim Dokpol Polda Jawa Tengah. 

Ada luka lebam

KBO Reskrim Polres Rembang, Iptu Edi Sismanto, mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari pihak keluarga sejak Edo masih dalam kondisi kritis. Pihak Satreskrim Polres Rembang tetap akan memproses setiap aduan yang masuk, termasuk kasus tewasnya tahanan asal Kediri tersebut.

"Kami dapat pengaduan dari pihak keluarga. Setelah kami datangi di rumah sakit memang kritis," katanya.

Edi pun membenarkan secara fisik korban teridentifikasi mengalami sejumlah luka lebam terutama pada wajahnya. Meski demikian, kepolisian masih menunggu hasil otopsi lebih lanjut.

"Di dekat mata dan wajah ada luka lebam. Saat ini baru pendalaman dari otopsi dari Polda Jateng. Untuk laporan dimintai uang juga masih didalami. Yang jelas masih penyelidikan kepolisian. Saksi-saksi masih dimintai keterangan, bukti-bukti masih dikumpulkan. Jika terbukti ada kesalahan akan diproses lebih lanjut," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2018/05/22/19533001/kematian-tahanan-di-rembang-keluarga-tuding-karena-dianiaya-polisi-sebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke