Salin Artikel

Ikan Lemuru Muncar, Dulu Dibuang-buang Sekarang Menghilang (1)

Saat seorang pembeli bertanya apakah ada ikan lemuru, perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pengepul ikan tersebut mengatakan bahwa ikan lemuru sudah jarang muncul perairan Muncar.

"Ini ada cuma 2 kilo. Mau? Sekilonya Rp 20.000. Jangan ditawar lagi ya. Susah sekarang cari ikan lemuru di Muncar. Ikannya nggak ada," kata Bu Saniyah.

Padahal menurutnya sebelum tahun 2000 ikan lemuru masih membanjiri pelabuhan ikan Muncar dan menjadi andalan nelayan.

"Dulu dibuang- dibuang soalnya stoknya banyak. Harganya murah. Di jual ke pabrik-pabrik di sini. Di sini orang-orang kaya dari ikan lemuru, " katanya sambil tertawa.

Sardinella Lemuru atau yang dikenal dengan nama ikan lemuru merupakan jenis ikan yang banyak ditemukan di perairan Muncar yang berdekatan dengan Selat Bali atau perairan timur Jawa Timur.

Namun, jumlah ikan lemuru dalam 10 tahun terakhir terus menurun. Menurut data UPT Pengujian Mutu dan Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan Muncar Banyuwangi pada tahun 2008 dan 2009 rata-rata produksi ikan lemuru mencapai 27.833 ton.

Lalu produksi ikan Lemuru turun drastis pada tahun 2011 yaitu 1.651 ton. Produksi ikan lemuru sempat naik pada tahun 2015 yaitu 10.267 ton namun kembali menurun pada 2016. Pada tahun 2017, produksi ikan lemuru di Pelabuhan Muncar hanya 54 ton.

Ali (39), salah satu nelayan Muncar yang ditemui Kompas.com pada Jumat (18/5/2018) menceritakan sejak tahun 2017, untuk mendapatkan 10 kilogram ikan lemuru saja dirinya kesulitan.

Biasanya ikan lemuru didapatkannya di antara ikan-ikan hasil tangkapannya seperti ikan layang atau ikan selar. Dia mencontohkan, dari 10 kilogram ikan tangkapannya paling banyak hanya seperempat kilo ikan lemuru yang didapatkannya.

"Paceklik ikan lemuru. Kalau ikan lainnya masih ada walaupun enggak sebanyak dulu. Belum seminggu yang lalu saya kirim ikan layang ke pabrik pengalengan ikan sebanyak 1,5 ton. Di sini bicaranya ton, bukan lagi kiloan kalau masuk pabrik," ucapnya.

Dia mengatakan, khusus ikan lemuru, berapa pun banyaknya akan diterima oleh perusahaan ikan kalengan karena pabrik ikan membutuhkan stok ikan segar untuk pembuatan ikan sarden kalengan.

Bersambung ke halaman dua: Curhat para nelayan


Hal yang sama diceritakan oleh Ridiyanto (51), nelayan Muncar lainnya. Dia bercerita tentang susahnya mencari ikan lemuru di perairan Muncar.

Untuk melaut, nelayan membutuhkan dana yang cukup besar yaitu sekitar Rp 7 juta. Dana tersebut digunakan untuk membeli solar serta balok es karena sekali berlayar, nelayan membutuhkan waktu hingga beberapa hari.

Para nelayan Muncar, lanjutnya, mengenal istilah juragan laut dan juragan darat. Juragan laut yang akan memimpin penangkapan ikan dan menentukan titik di mana jaring akan dilepas saat di laut, sementara juragan darat adalah yang membiayai pelayaran.

Para nelayan biasanya berlayar selama 20 hari dan membawa dua kapal jenis slerek dengan kru kapal sebanyak 30 orang.

Satu kapal digunakan untuk membawa kru kapal sedangkan satu kapal lain untuk membawa hasil tangkapan yang mampu menampung ikan hingga 40 ton.

Dampak ke perekonomian

Selama belasan tahun menjadi nelayan, Ridiyanto mengaku hilangnya lemuru di perairan Muncar sangat berpengaruh besar pada perekonomian nelayan di Muncar.

Sejak 5 tahun terakhir, paling banter dia hanya mendapatkan 10 ton ikan lemuru saat berlayar yaitu sekitar pada tahun 2016 lalu.

"Sejak saat itu sudah jarang ketemu Lemuru. Sekarang pasrah saja. Yang ada hanya ikan layang dan jenis ikan lainnya. Pertengahan tahun ini seharusnya masuk musim ikan lemuru. Semoga ada ikannya," ungkapnya

Dia mengatakan, sebelum tahun 2009, nelayan di Muncar kebanjiran ikan lemuru. Bahkan, sangking banyaknya hasil tangkapan nelayan, pabrik pengalengan ikan yang ada di Muncar menolak membeli ikan tangkapan nelayan Muncar karena berlimpah dan pabrik tidak sanggup memproduksi banyak ikan.

Menurut dia, ikan sarden lemuru ini mudah busuk, sehingga ikan-ikan yang tidak terjual atau rusak dibuang kembali ke tengah laut oleh nelayan.

"Yang dibuang bukan hanya satu atau dua ton tapi ratusan ton. Saya dulu juga melakukan hal yang sama. Ya bagaimananalagi. Pabrik enggak nampung, kalau mau dibuang di darat mau dibuang kemana?," katanya.

Sejak masa pembuangan tersebut, jumlah ikan lemuru terus menyusut di Muncar.

"Sebagian masyarakat sini percaya mitos bahwa Ratu Selatan Nyi Roro Kidul marah karena ikan yang sudah diambil dibuang kembali ke laut," cetusnya.

Walaupun demikian, setiap tahun, masyarakat nelayan tetap menggelar upacara Petik Laut sebagai bentuk syukur dan berharap prduksi ikan di laut Muncar terus berlimpah.

BERSAMBUNG: Ikan Lemuru Muncar, Dulu Dibuang-buang Sekarang Menghilang (2)

https://regional.kompas.com/read/2018/05/21/13305691/ikan-lemuru-muncar-dulu-dibuang-buang-sekarang-menghilang-1

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke