Salin Artikel

Keluarga Korban Teroris Mako Brimob Terpukul dengan Kepergian Briptu Wahyu

Paman korban, Iswandi (40) mengatakan, keluarga sangat terpukul dengan kepergian Wahyu.

Selain mendadak, Wahyu juga gugur dengan tragis di tangan kelompok napi terorisme.

"Kami sadar bahwa ini risiko tugas. Sebagai umat beragama, keluarga juga harus ikhlas tidak boleh dendam, tetapi kami tetap menuntut penegakan hukum kepada semua pelaku," ujar Iswandi. 

Ia menceritakan, keluarga pertama kali mendengar kabar duka tersebut pada Rabu (9/5/2018) pukul 17.00. 

"Jadi ada yang telepon ngabarin dari Jakarta, terus ada polisi dari polsek datang juga," katanya.

Iswandi menjelaskan, Wahyu merupakan putra bungsu dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan (purn) Serma Pudjiono (60) dan Surati (57).

Dia hidup dalam lingkungan militer, dengan ayah seorang purnawirawan TNI dan kakak kedua adalah Praka Heri Setiyoni yang bertugas di Jakarta.

Sebelumnya, sandera terakhir yaitu Bripka Iwan Sarjana telah dibebaskan dalam terluka sekitar pukul 00.00. Ia kemudian langsung dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Insiden di Markas Korps Brimob Kelapa Dua berawal dari keributan antara tahanan dan petugas kepolisian.

Keributan tersebut bermula dari penolakan pihak keluarga narapidana terorisme saat polisi hendak memeriksa makanan yang dibawa.

Ketika itu, pihak keluarga bermaksud menjenguk salah satu narapidana terorisme.

Akibat insiden tersebut, lima polisi gugur dan satu narapidana tewas. Satu narapidana terorisme itu ditembak karena melawan dan merebut senjata petugas.

https://regional.kompas.com/read/2018/05/10/09530821/keluarga-korban-teroris-mako-brimob-terpukul-dengan-kepergian-briptu-wahyu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke