Salin Artikel

Cerita Sopir Truk, Siapkan Uang Rp 100.000 untuk Pungli

Namun, isu itu kembali mencuat usai Presiden Joko Widodo mendengar keluhan dari para sopir truk ketika diundang ke Istana Merdeka.

Heru (40) salah satu sopir truk yang sering membawa barang rongsokan ke Jakarta mengaku, pungli di jalur perbatasan Sumsel, sudah biasa terjadi.

Setidaknya ia harus menyiapkan uang Rp 100.000 untuk pungli saat pergi maupun pulang. 

Terutama saat melintas di kawasan Jalur Lintas Timur (Jalintim) Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), perbatasan Lampung.

"Di sana ada lima titik lokasi pungli, untuk satu titik harus bayar uang jalan Rp 20.000. Jadi sekali jalan saya selalu siapkan Rp 100.000," ujar Heru saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/5/2018).

Para pelaku pungli, sambung Heru, rata-rata adalah warga sekitar yang menjadi preman wilayah.

Uang pungli yang diberikan Heru bersama rekannya sesama sopir truk, terpaksa diberikan sebagai jaminan keamanan saat melintas.

Jikapun uang pungli tersebut tak diberikan, para pelaku tidak akan segan melakukan tindak kriminal maupun kekerasan kepada sopir truk.

"Kalau saya belum pernah kejadian, karena selalu kasih itu (pungli). Tetapi menurut cerita teman-teman, banyak barang mereka hilang. Ada juga bannya digembosi, bahkan sampai ditodong pisau. Jadi terpaksa dikasih," ujarnya.

Sedangkan kawasan Desa Bedeng Seng, Kabupaten Muba, diakui Heru memang tempat yang paling rawan.

"Saya tidak pernah melintas di sana, karena terlalu rawan. Jadi mending lewat sini, walaupun ada pungli tidak terlalu besar. Menurut para sopir, di sana punglinya lebih parah, bisa sampai Rp 600.000," ungkapnya.

Maraknya aksi pungli, membuat ongkos perjalanan menjadi tinggi. Sehingga membuat para sopir terpaksa menaikkan harga ongkos jalan.

"Kalau tidak begitu, kami para sopir yang rugi. Mohon polisi segera ambil tindakan, biar kami tidak resah dan keamanan terjamin," tuturnya. 

Terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Muba AKP Kiemas Muhammad Sawaluddin ketika dikonfirmasi tak menampik, jika di kawasan Bedeng Seng marak terjadi pungli.

Menurut Kiemas, aktivitas pungli pada umumnya dilakukan warga setempat. Bahkan merekapun membangun pos-pos kecil untuk menunggu sopir truk.

"Pos-pos mereka sudah kita hancurkan, untuk meminimalisir. Tahun kemarin dari Januari- Desember 2017 sebanyak tujuh orang ditangkap, sekarang marak lagi," pungkasnya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/05/09/14574021/cerita-sopir-truk-siapkan-uang-rp-100000-untuk-pungli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke