Salin Artikel

Ikut Perkembangan Zaman, Art Jog Tidak Kehabisan Ide dan Beda Setiap Tahun

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pergelaran Art Jog ke-11 yang berlangsung di Jogja National Museum (JNM) mulai dari 4 Mei sampai 4 Juni 2018 dinilai mampu merangkul seniman dan pelaku usaha lainnya yang ada di kota gudeg ini.

Art Jog terus berkembang dan mengalir sesuai dengan perkembangan zamannya sehingga akan menyuguhkan sesuatu yang berbeda setiap tahunnya.

Hal itu diungkapkan oleh CEO Art Jog, Heri Pemad, saat ditemui Kompas.com di sela mempersiapkan Art Jog 2018 mengusung tema "Pencerahan - Menuju Berbagai Masa Depan" (Enlightenment - Toward Various Future) di JNM, Jalan Prof Ki Amri Yahya No 1, Gampingan, Wirobrajan, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta.

"Tahun ini temanya tentang Enlightenment atau Pencerahan," kata Heri saat membuka pembicaraan, Kamis (26/4/2018).

Saat ini di halaman muka JNM dibangun sebuah ruangan berbentuk berlian besar dan di dalamnya akan menampilkan karya seniman Mulyana sebagai Commission Artist.

Mulyana akan menyuguhkan karya bernuansa alam bawah laut berjudul "Sea Remember".

"Berdasarkan atau ide gagasan seniman. (Idenya) pencerahan maritim atau dunia bawah laut, saya sebagai artist director akan mengemas gagasan keinginan ini saya terjemahkan dari daimond, kemudian saya mengemas Mulyana sebagai Commission Artist. Karyanya ada di dalam diamond. Di sana ada karya tentang dunia bawah laut," tutur Heri.

Nantinya ide besar tersebut juga akan dipresentasikan dalam pertunjukan yang melibatkan 54 seniman dari dalam dan luar negeri.

Adapun seniman luar negeri berasal dari Amerika, Australia, Filipina, China, Malaysia, dan Jerman.

"Setiap tahun kita berbeda temanya," imbuh dia.

Untuk diketahui, Art Jog pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008 di Taman Budaya Yogyakarta, satu rangkaian dengan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY).

Lalu tahun 2009 dilakukan pemisahan, Art Jog berjalan sendiri.

Penyelenggaraannya sampai tahun 2014 dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta. Tahun 2015 Art Jog berpindah lokasi ke JNM.

"Paling berkesan, mulai 2015 sampai sekarang banyak sekali sesuatu banyak hal baru yang saya dapatkan pengalaman, baik itu sistem organisasi maupun perkembangan yang sangat menarik karya para seniman. Ini membuat saya menjadi bersemangat," ucap Heri.

Dia melanjutkan, maksudnya bersemangat dalam menyelenggarakan event Art Jog karena banyak konten bermunculan di luar perkiraan sebelumnya.

Hal itu misalnya, tambah Heri, awalnya Art Jog hanya lukisan, patung, seni grafis, dan fotografi, ternyata sekarang berkembang.

"Perpindahan Art Jog dari taman budaya yang mengakomodasi karya seni rupa pindah ke sini karena lokasinya cukup representatif," kata dia.

Dengan semakin luasnya area pertunjukan, tidak hanya seni rupa, foto, arsitek, patung, dan fashion, tetapi juga merchandise project yang diikuti 79 institusi, komunitas, dan seniman untuk membuat dan memasarkan produk kreatif.

Ada juga daily perform, performart, teater, hingga diskusi yang akan dilaksanakan sebulan penuh.

Menurut Heri, Art Jog tidak hanya sebatas dalam ruangan, tetapi juga ada sebuah event yang besar yang melibatkan banyak seniman, yakni Jogja Art Week yang akan diselenggarakan bersamaan.

Jogja Art Week tidak hanya untuk merangkul seniman, tetapi juga membuka kesempatan kepada siapa saja untuk bergabung.

Sebab, dalam acara ini, sampai sekarang ini sudah terdaftar 160-an event. Lokasi pertunjukan pun tak biasa karena diselenggarakan di mal, hotel, hingga taman budaya dan rumah kontrakan kecil yang dikemas menjadi galeri sesuai dengan keinginan seniman.

Lokasinya tidak hanya di dalam Kota Yogyakarta, tetapi sampai ke Magelang.

"Tamu yang datang ke Art Jog itu banyak, kemudian lokasi Art Jog hanya kecil, cuma satu gedung. Sehingga, keterbatasan ini dicari kelebihannya bagaimana. Misalnya kita membuat Jogja Art Week ada pada saat Art Jog," kata Heri.

Orang yang tidak bisa berpartisipasi di dalam area Art Jog, imbuhnya, ada event publikasi bersama, jadi menyambut tamu yang datang mencapai puluhan ribu.

"Kalau hanya melihat Art Jog, mungkin tidak puas atau mungkin tidak suka, tetapi kita bisa menawarkan ke mereka banyak lokasi yang bisa 160-an event yang mengililingi Art Jog. Ruang pameran dalam Kota Yogya maupun di luar Yogya," tuturnya.

Dengan ini, orang yang datang ataupun di sekitarnya bisa merayakan Art Jog.

Meski setiap tahun mengalami perubahan, dirinya tidak khawatir akan kehabisan ide yang akan ditampilkan hingga beberapa tahun ke depan.

Sebab, menurut Heri, ide akan selalu mengalir dalam gelaran setiap tahunnya.

"Saya bilang mengenai tantangan itu datang dari kita sendiri. Mau dibuat tantangan berat atau ringan, tergantung kita punya stamina. Kita masih punya stamina ya ayo, dalam otak atau pikiran kita bukan berat atau ringan, tetapi kita ini mengalir begitu saja organik apa yang akan ditampilkan tahun depan dan selanjutnya," ucapnya.

Heri menambahkan, tantangan terberat adalah pembiayaan. Sebab, dengan adanya penyelenggaraan yang melibatkan, banyak orang memerlukan biaya besar.

Untuk kualitas, dia memercayakan kepada seniman yang digandeng dalam perhelatan akbar ini.

"Perkara nanti ternyata kualitasnya menurun tergantung pada senimannya. Kalau kita percaya kepada senimannya, tetapi senimannya tidak serius. Sementara kita sudah diundang, kita tidak bisa apa-apa," ujarnya.

Mengenai masalah kemasan, penyelenggaraan, sistem, dan manajemen tergantung pada pembiayaan. Tantangan terberat, menurut Heri, yaitu pada pembiayaan.

Hal itu tergantung seberapa kuat dirinya bisa membiayai dan mampu menggandeng stakeholder atau siapa pun untuk bisa mewujudkan Art Jog ini tetap menjadi event yang bagus.

"Saya tidak sendirian, dalam hal ini saya tergantung teman-teman, terutama seniman. Tergantung juga para pendukung, baik sponsor, pemerintah, pencinta seni, kolektor, dan sebagainya," tuturnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/27/13141041/ikut-perkembangan-zaman-art-jog-tidak-kehabisan-ide-dan-beda-setiap-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke